Jika hati adalah sebongkah baja
Biar dipahat pelan, teruskan saja
Mesti tajam tatah dibuat sengaja
Maka tak jua ada perih meraja
Namun selubungnya pun lembut
Luruh seketika duka bersambut
Begitu mudahnya luka membarut
Menganga lebar meski coba dibalut
Diletakkan dibalik perisai kaca
Tetapi justru kan semakin terbaca
Tak tersembunyi layaknya arca
Yang hanya diam mendengar cerca
Goresan tiap rasa sakit itu nyata
Bukan gurat-gurat kepalsuan semata
Maka cobalah mengeja tiap kata
Agar lugas bait-bait luka bercerita
Airmata mengalirkan pedih pada celah
Seraya iringan sapa malam tak lagi ramah
Ranting didepan jendelaku penuh amarah
Bergesekan dengan kelam tak memlemah
Bersama perisai, kugantungkan kalbu disana
Walau gemuruh topan tiada henti membahana
Terbang sajalah nanti diantaranya entah kemana
Sebab kumengerti tak satupun menjadi sempurna
"terus mencoba berdamai dengan segala hal yang menyakitkan adalah hal terbaik. Itulah salah satu wujud syukur, sebab dunia kita tak pernah sempurna."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar