Selasa, 27 Desember 2011

Dari Hilir Anak Sungai


Sesaat lalu perjalanan dimulai
Dari hilir kecil anak sungai
Mengalir, begitu saja terurai
Entah kemana akhirnya sampai

Sesekali memercik air bergulir
Keluar batas tempatnya mengalir
Basahi sisi kering penuh getir
Diantara bebatuan dan butir pasir

Tak lama menguap di udara
Disengat terik nan membara
Atau sekedar terserap oleh lara
Dalam buaian angin kembara

Yang lain dapati kesempatan
Bermuara diluasnya lautan
Namun terambil jua sebagian
Naik mengisi gumpalan awan

Jatuh lagi seiring hujan turun
Menjadi kesejukan titik embun
Menetes lewati sehelai daun
Kembali ke hilir awalnya mengalun

Seperti halnya satu putaran hidup
Terus bergantian tanpa pernah terliup
Kala malam datang, langit pun redup
Gemintang berlalu, pagi pun dihirup

Begitu pula adanya duka direlung hati
Lambat laun bahagialah yang mengganti
Tangis bertandang menggores berjuta arti
Bahwa dalam kelam, cerahnya esok pun menanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...