Temani aku sejenak duduk
Dalam diam kepala tertunduk
Bukan menghitung butir pasir
Hanya mendengar bunyi berdesir
Ombak yang ingin menyapa
Samarkan deru luka menerpa
Tepat ditepi sebuah pantai
Dimana kepedihan menjuntai
Lalu wajah menengadah
Sebelum senja pun ikut punah
Meminjam jingga sebagai warna
Penutup kelam jiwa yang sempurna
Namun belum redam riuh pilu
Masih perih bak terajam sembilu
Merasakan angin mengiris
Tetapi hati tak ingin menangis
Hanya perlu melepas kekang
Dan segera menghempas lekang
Bebaslah diri dari kenangan
Tak usahlah menderai linangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar