Hujan ini, rinainya sekali lagi basahi latar hati
Namun belum menyejukan kerinduan dalam menanti
Masih sekering kemarau yang tak ditumbuhi melati
Sebab tanahnya pecah bak disayat oleh tajam belati
Kebersamaan telah lama tak memantul diantara cahaya mata
Menghimpit sanubari dalam kehilangan lebih dari berjuta
Waktu telah memaksa benang jarak memanjang diantara kita
Di alam lebur pepasir inilah sisa sela menabur cinta
Jangan dulu letih meski terpaksa diam di jeruji perpisahan
Gersang asa masih dapat tersirami kasih yang diseduh ketulusan
Jika kehendak begitu tetap tegar tanpa ubah satu kesungguhan
Maka panjangnya untaian penantian bukanlah kesia-siaan
Bukankah pernah mekar ribuan kuncup bunga ditaman kalbu
Walau tak ingini tumbuhnya kembang rasa terlampau menggebu
Layaknya kobar api besar sanggup menjadikan segalanya abu
Cinta yang terlalu erat didekap mudah saja diterbangkan bagai debu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar