Rabu, 07 Desember 2011

Simphoni Rindu

Gelisah kembali menjajah hatiku
porandakan sketsa tenang yang lama tergenggam di kalbu
simphoni rindu bertalu bergemuruh
seperti laron berdengung
saat mengejar ribuan cahaya

terguncang aku dalam airmata
sengatan luka terhirup ulah kata
hati menggumam satu lenguhan jiwa
mungkihkah ini hanya sebuah sandiwara

marahmu bagai gelombang di alam pikirku
namun senyummu melekang isi kalbu
menimang rasa yang lama ku padu
bersama rumpun rindu
yang kini mulai terasa sakit dan layu

simphoni biru menenggang marahku
sabar selalu hadapi gurat emosimu
meski kadang lelah hati
hadapi caramu
namun kuberdoa semoga kelak
semua akan kembali biru.
Dalam hidupku yang malang tiada
berwaris kasih sayang
kehadiranmu layangkan manikam tapi hati ku kerap berbimbang
bila lagak sikapmu mengerang
keluhan

karena aku bukanlah sebuah bintang
tak elok rupa
tak cakap kata
aku pun percuma disayang sayang
jika akhirnya hanya berbuah sekam.
Maafkan.
Aku meradang.

Aku hanya sekedar bercurhat sayang
di alam penuh babad kerinduan.
Saat simphoni mulai tak beraturan
torehkan rasa yang tak semudah
kurasa kan habis
sekali pandang..
Wahai cinta..

*semoga kau mengerti ini

Jakarta, 061211

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...