Senin, 02 Januari 2012

Petaka senja muram

Kubiarkan angin menertawakan
semua dukaku
kubiarkan awan mengejek senang
bahkan birunya langit tak lagi buatku tersenyum

aku melayang dalam gerimis
meluka pada titis meringis
berhenti untuk memperbaiki
berjalan lagi tanpa ingin kembali

karena kelopak dan tunas itu
hanya jadi ladang sepi tak berarti.

Aku diam mengeja bahasa waktu.
Lalu terpekur mengulum sendu.

Biarlah semua berubah tanpa coretan pikiranku

jakarta, 301211

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...