Mereka, yang menjauhi sebuah sekat waktu
Meninggalkan sekecilnya jejak hidup disitu
Menginginkan hujan menghapus satu-satu
Sebelum menjadi ukiran prasasti membatu
Sebab disana, terlalu pekat warna duka
Meliuk sempurna semburat garis luka
Tak ubahnya kelam merundung tarian suka
Cita tertunda, cinta pun masih angan belaka
Itukah yang terus dilukis kuas masa lalu
Yang menggerakkan angin setajam sembilu
Hingga mungkin hanya ada tangis bertalu
Tiada kata, karena lidah pun jadi kelu
Wahai jiwa yang merindu indah masa depan
Sungguh sia-sia menahan rupa keraguan
Suram nuansa tak layak diam dalam ingatan
Maka, biar hanya dipenuhi nyala harapan
Memancar cerah dari berbinarnya mata
Membakar semangat agar kembali nyata
Melebur gelap relung hati sebagai pelita
Menerangi impian menuju tingginya tahta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar