Bagaimana nanti akan kutuntaskan rindu
Jika embun menguap cepat dari daun perdu
Sesaat lalu pagi masih anggun disampingku
Ketika dingin serpih waktu paksakan beku
Menusuk begitu rupa menembus hingga rusuk
Menjaga mata dari pejam atau mimpi buruk
Kemudian kupimjam segumpal mega hitam
Tuk menarik Engkau di pelukan sedalam-dalam
Memintal lembar harap agar tetap bertemu
Dalam kesunyian terjamu diri oleh kasih-Mu
Seolah ingin menunda langkah sang mentari
Dikeheningan sajalah tangan berhenti mencuri
Namun pagi telah mulai membentangkan layar
Kembali kuambil kesia-siaan tanpa terhindar
Membuang waktu luang dalam liang kesenangan
Mereguk kepuasan diri dibalik topeng kedamaian
Maka, pasangkanlah kekang agar aku berhenti
Dengan meniupkan nafas pada hati yang mati
Kamis, 09 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar