Rembulan kini tengah termenung
Saksikan langit tak henti bergulung
Semestinya ia sedang mengukir lesung
Pada langit dengan senyum melengkung
Namun disana gelap disempurnakan
Lewat baris anggun rintik hujan
Sebening titik-titik haru bersahutan
Selembut dekap tangan kesunyian
Maka hatiku pun ikut mendaki malam
Semakin tinggi menjauhi temaram
Biar hanyut dipelukan begitu dalam
Diantara selendang bernada hitam
Waktu merayap dan aku lelah meratap
Dikeheningan ini tanpa arah menatap
Tiada kuhiraukan sepi terus hinggap
Bahkan jika memaksa perih terungkap
Akan kubagi tiap cuilnya pada nuansa
Meski harus terbunuh segala romansa
Hati kekasih pun telah kupaksa binasa
Hingga lukanya tak tersentuh oleh masa
Kamis, 08 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar