Menatap dari tepian sebuah danau
Yang mukanya rapat oleh hijau
Benarkah tertutup kubangan lampau
Sedang tiap tetesnya adalah risau
Maka dibiarkan daun berjatuhan
Sembunyikan pantulan kepedihan
Hingga tak kan membias bayangan
Sebentuk kelam ingin terlupakan
Namun, tak jua samar laju satu kisah
Sebab dedaunan pun berguratkan resah
Menyempurnakan gambaran langkah
Yang dulu terseok dan menyeret lelah
Tak lagi rimbun pohon yang bermula
Dari benih-benih kenangan berkala
Menguatkan waktu menang atas segala
Mengakar pada jejak masa tak bersela
Bahkan sesekali nuri masih bercerita
Parau kicaunya setia senandungkan cinta
Diatas dahan yang tak mengenal renta
Hingga matanya tiada menangkap pelita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar