Rabu, 13 Juni 2012

Menganyam Doa

Tiada lagi yang tersisa
asa asa telah terpuruk luruh
di benam dusta
hingga tiada lagi senyuman malaikat
menyentuh ragaku
sekedar balutkan nada sumbang kecewa

adalah rindu yang kupahat rahasia
namun menyejukkan mata
menyantunkan rasa
menggetarkan romansa dahaga jiwa
telah kutepikan begitu saja

bukan aku tak punya cawan menampungnya
bukan pula karena cinta memudar di batas senja
bukan itu yang ada

Tapi ini hanya untai doa
Anyaman kecil dari bilik keyakinan
yang kerap kuabaikan
tak kuyakini sebagai simbol kejujuran
entah lagi harapan percintaan
di tengah luluh lantak nafsu dunia
meraja

maka kuanyam doa di bahu malam
di binar pagi
di kerlap kerlip kejora
sebagai lentik pasrahku
pada takdir Sang Maha
dan suara syukur dari seorang hamba faqir lagi bernoda..
Yang mencoba melabuhkan
samudera kata beraroma tenang
dan penuh damai tercipta.

Semoga jadi angan nyata.

29/05/12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...