by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Menyeka Tangis Hiba Tika Meremuk Di Kamar Hati Meredam Jiwa,
Menanti Hari Esok Sedang Duka Masih Terpupuk Mengembun Lara,
Mengenang Sayup Cinta Tatkala Senja Melabuhkan Angan Di Ufuk Nostalgia,
Mahligai Yang Terbina Dari Sejuta Rasa Ranap Begitu Saja.
Kasih Yang Tersemai Dan Dibaja Direnggut Badai Sekelip Mata,
Ikrar Akan Menempuh Onak Hidup Bersama Entah Kemana Perginya,
Berlegar Persoalan Mengundang Tanya Tanpa Jawaban Emosi Terus Bergelora,
Sekonyong Datang Limpah Kesedaran Kurniaan Allah Mencerna Cahaya Membara.
Kembara Maseh Panjang Adekku Kerna Misi Masih Belum Terlaksana,
Ilmu Seluas Lautan Akan Ditimba Buat Titipan Di Hari Muka,
Pengalaman Setinggi Langit Akan Diraih Buat Pengajaran Setanding Usia,
Selagi Nyawa Diizin Ar-Rahman Selagi Itu Cubaan Akan Tersua.
Maka itu Adekku Teruslah Berkayuh Selagi Tenaga Punya Upaya,
Andai Perahumu Berlubang Bocor Tampallah Dengan Ilmu Bersadur Usaha,
Kerna Jalan Ke Seberang Bukan Calang Mudah Merentas Kembara Jiwa,
Membutuh Akan Pengorbanan Selaras Tawakkal Diiring Harap Berkat Doa..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar