Sabtu, 05 Februari 2011

TERSESAT

 by: Arista Putra

Hilang ditelan air
Tanpa sadar, hinggap di ranah getir
enggan kulewati jembatan kayu
Namun setiap jalan tertutup dan berbatu

Hendak kurayu kijang agar memapahku
Namun enggan kijang melewati kayu dan batu
Hendak kurayu burung terbangkanku
Namun terlanjur hilang terlebih dahulu

Apa lagi yang kan kurayu…
Tak ada setetespun madu
Entah harus bagaimana…
Padahal purnama makin berkuasa

Hina,, hina,,, dan semakin terhina !
Kesendirian yang membunuh jiwa
Angin apa ini yang merasuk dalam dada
Seolah ingin mendesak raga

Di depanku laut
Di belakangku hutan maut
Entah apakah siap menghantar nyawa
Ketika belum merasa berbekal surga

Sudah,.. sudahi saja….
Kusayat punggung, agar kutahu ku masih nyata
Ku jalani saja hutan maut
Biarkan diri terluka parut

Aku remuk redam
Dan itu lebih baik dari berdiam
Kuambil hutan tak berjejak
Susuri ruang sempit dan teracak

Detak makin keras
Alam makin beringas
Raga dihantam dengan duri tajam
Hingga jiwa terjerembab dalam kelam

………………….

Perjalanan masih jauh dan lama
Namun keyakinan tanah harapan masih ada
Takkan menyerah sampai awan biru memanggil
Atau hingga sesuatu terlaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...