Malam, kembali menurunkan sulurnya disini
ketika tak seorang pun terjaga tuk menemani
Coba membawaku lagi menembus langit-langit
Seolah melihat begitu jelas ke arah bulan sabit
Namun, hanya khayal ku saja yang kini bebas
Melewati segala ruang tanpa terhalang batas
Mengingat tiap jengkal nuansa yang ku hafal
Menghirup wangi udara yang masih ku kenal
Sunyi ini, dahulu adalah yang benar jadi sahabat
Membelai kegalauanku dengan dekapan erat
Waktu hanyalah jenbatan untuk segera berpindah
Karna tak mungkin terus diam tanpa melangkah
Hingga saat dimana hatiku kembali tergetar
Oleh bahasa yang bahkan tak pernah terdengar
Lewat kata yang tak sempurna sebagai ucap
Perlahan kau leburkan kekangan jeruji senyap
Sekian kali kudapati senyum hanya awal dari tangis
Bukan suatu yang menetap lama dan tak kan habis
Seperti halnya cinta, hanya berakhir dengan luka
Maka aku memilih mengunci sakitnya tanpa terbuka
Tetapi, mengapa kini ku biarkan kau untuk masuk
Mengukir asa dan menjadikan kasih kian merasuk
Ku kira kepedihan masa lalu telah membuatku jera
Begitu pelik hingga tak ingin lagi ada cinta tertera
Namun, isi di hati terlukis dengan sangat berbeda
Tak sanggup mengelak, sebab rasa telah nyata ada
Tak lagi punyai kuasa tuk menolak besar arti dirimu
Memberi makna pada kosong hari-hariku nan semu
Pintaku, jangan pernah lagi meragukan ketulusan
Meski segalanya tak kunjung ku bingkis dalam lisan
Hanya engkau yang kini ku tunggu di ujung penantian
Sampai tiba waktu kita dipersatukan dalam suci ikatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar