Engkau kala itu tengah bertandang sebagai sahabat
Sesungguhnya bukan hanya tangan ini siap menjabat
Namun segenap hati terbuka untuk peluk hangat kerabat
Hanya saja, sedikit keraguan masih teramat kuat menjerat
Lalu tanya kecil menyeruak, tak cukup sebatas tersirat
Adakah niatmu tulus dalam menjadikan aksara terikat
Maafkanlah bila sikap diri terlampau keras dan memberat
Sekedar pastikan kemurnian atas pena hati yang terangkat
Mungkin pemahamanku tak cukup luas atas maksud terpahat
Tak kunjung mengerti pada harap yang hendak kau semat
Mataku penuh keterbatasan hingga kesalahan itu nyata terlihat
Nyaris seperti kesengajaan dalam tiap baris kata yang kau buat
Aku hanya hamba dari Sang Maha Pengampun, tak sepatutnya terlibat
Dalam penghakiman terhadap hamba-Nya, jika sesal benar menggeliat
Mencoba percaya bahwa mungkin hanya tergelincir ketidaktahuan sesaat
Semoga bukan untuk merusak keindahan geresan rasa dengan muslihat
Andai satu kesempatan diberi, mampukah lebih santun merangkai kalimat
Berjanji tak kan lagi memetik yang bukan jadi hak dalam bait-bait tergurat
Tak secuilpun ku genggam benci terhadapmu yang mengulur tali sahabat
Sebab bahagia tercipta bersama kian bermekarannya ukhuwah saling merekat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar