Mengapa mencoba mencengkram angin
Tempat paling dasar bagi sebuah ingin
Mengkristal pemain pikir dalam dingin
Manakala simpul wajar lepas tak terjalin
Lalu kau pun bertanya dimana ranah logika
Mengapa airmatanya yang lebih ingin kuseka
Daripada perih hati terpaut saat mengemuka
Memberinya senyum sedang kita nyata terluka
Aku, begitu jauh dari ungkap sempurna
Hanya pada pengejaran mimpi diri terlena
Tak lebih baik darinya yang berimu makna
Membingkis setia dan menantimu disana
Pernah menyambut dawai yang kau petik
Menjadi pengiring bagi alunan merdu rintik
Mendamaikan seteru ruang batin penuh pelik
Terima tiap nada jiwamu melantun melentik
Kini, bukan karna lembar hati telah mengeras
Atau yakin akan cintamu sampai pada batas
Hanya tak sanggup melihat tangisnya kian deras
Terlalu lama ia mengulur rasa untukmu tanpa balas
Sekian kali ia coba merangkai cinta di latar hatimu
Tak bisakah biarkan ia tersenyum dengan sejukmu
Hampir terhuyung ia mengharap nyata ruas semu
Tapi tetap memaksa tegar demi setetes kepedulianmu
Tak mampu nuraniku tegakkan acuh didepan pintanya
Meski untukmu juga seluruh bait cinta yang kupunya
Tiada inginku memberi empedu nan berduri didalamnya
Melepasmu pun mestinya tak perlu sisakan secuil tanya
Ia telah panjang temani waktumu tak hanya sesaat
Lengkapi kosong dimensimu dengan tulus tergurat
Mencurah segenap kasih lebih dari sekedar sahabat
Memohon agar di celah hatimu, cintanya tertambat
Relakan pahatan asa tentang hidup kita jadi kenangan
Tak sanggup lagi menggenggammu di balik keegoisan
Bahagia kita atas kebersamaan tak menuju kesempurnaan
Jika ribuan repihan duka darinya tak henti jadi penghujan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar