Jumat, 20 Mei 2011

Matahari dalam darahku

By: Ain Saga

Entah..
Apa kuman hujan terlalu cinta
padaku
hingga matahari bertengger
di dalam darahku
keningku hangat
pipiku hangat
kucoba cairkan dengan
seteguk teh manis hangat
biar suhu menjadi lebih positif
ku telah jatuh di dalam egoku
merasa hujan dan pertikelnya
sebaik semanis madu
tak tahunya lebih pahit dari jamu
lebih tajam dari jarum dan pedang para pendekar sakti

sendiri kubenamkan doa di aliran
nadiku
merapalkan sugesti untuk ketenanganku
positif thingking
itu yang kutuju
biarpun matahari tak mau pergi
ku meringis menyesali
bahwa ku tak mensyukuri
tak ikhlas hati
menerjang hujan dengan berani
padahal jantungku berdetak
bersungut sungut membelenggu
kapan kah sinar bulan jadi bagian
tak terpisahkan
dari setiap kecup kenangan
yang kutabur di jelajah waktu..
Menganyam debur mimpi
merenda pasti ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...