Selasa, 03 Mei 2011

Purnama yang kurindu

Sorepun menyapa
Ketika terbenam sinar surya
Berkutat diantara tumpukan kertas putih tua
Terjebak dalam sudut-sudut dinding pembatas

Sejenak pejamkan mata
Hanya pecahan kaca mengisi kelambu dunia
Ketika terbuka seketika
Serasa beban masih mendera

Kutarik diriku dari bangku penuh tinta
Jauhkanku dari ketukan kata pada mesin tua
Seketika itu, jantungku berdebar oleh sesosok gadis muda
Hingga bayanganku tertegun melihatnya

Aku tak mampu berkata,,
Pernik putihnya seelok surga
Parasnya seanggun dewi purnama
Dia yang tercantik diantaranya

Tak sempat kupanggil dia
Namun selalu kutegakkan muka
Hanya untuk mengintip dari sebelah mata
Hingga lupa beban yang menyapa

Beranikan diri berjalan melewati hamparan meja
Memandang segala dari parasnya
Menarik perhatian darinya
Namun dia tenang dalam ketukannya

Akupun menyerah renta
Sampai tiba bulan penuh sinarnya
Gadis itupun mulai tersadar akan terbitnya purnama
Ditinggalkannya meja dan ketukan2 mesin tua

Sesaat waktu, gadis itu menunggu
Tak tahu bagiku apa yang hendak dia tunggu
Hingga kupilih berpaling dari meja bangku
Hanya pergi untuk membisu

Sedikit patah dengannya
Hingga dia mengamatiku dari sudut berbeda
Aku bimbang, ketika dia tinggalkan kawan di pintu terbuka
Hanya untuk berada mendekat di depan raga

Sedikit tersentak, namun tak hendak kusapa
Karna belum ku yakin datangnya cinta
Hingga kawannya saja yang melirik
Tambatkan senyuman gila

Sesampainya kurelakan dia pergi jua
Sebab hilang pikir nan upaya
Inikah mungkin pandangan pertama
Hingga akhirnya kita terarah berbeda

NB:
Gadis purnama
Itulah sebutan dia
Karena tak kukenal nama

Gadis purnama,,
Maafkanku, yang tak hendak menyapa
Tak hendak pula bersegera
Namun tetap inginku waktu yang kedua

Walau tak ada yang tersisa
Namun semoga kita bertemu jua
Aku yakin dalam hati, ada kata
Inlkah pandangan pertama

Ketika 19 april 2011, in network library
by: Arista Putra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...