Jumat, 10 Juni 2011

Hilangnya Sepenggal Nurani

Senggang waktu namun tak mau bercermin
Berkilau saat hasrat dipakai layaknya cincin
Tak peduli kanan kiri arah dari berjuta ingin
Benar dan salah  bersanding sebagai pengantin

Entah kemana sepenggal nurani di bawa pergi
Hilang atau telah sengaja disembunyikan lagi
Bahkan tak dirisaukan bila remuk dilibas gerigi
Yang terbuat dari besi keegoisan seorang pendagi

Ringan menyungging senyum berlama-lama
Meski menjadi tajam pisau menyayat sesama
Sebab hanya milik pribadinya saja paling utama
Maka tangis mereka pun hanya bagian pemain irama

Airmata milik yang terpinggirkan tak kan punya arti
Tak sedikitpun mengulas alasan tuk menggerak hati
Kuasa membumbung dengan melempar jutaan belati
Acuh pada tumpukan raga tanpa daya yang tersakiti

Diambil, dirampas, hak begitu mudah dipindahkan
Cukup tunjukkan kekuatan sebagai wujud kebenaran
Kemarin, mereka masih tenang di sederhananya peraduan
Sekejap hancur, tersisa hamparan langit sebagai naungan

"Dalam tayangan berita disebuah stasiun TV swasta, sekelompok orang kehilangan tempat tinggalnya karna tanah tempat mereka berpijak di klaim sebagai tanah negara. Bersyukurlah kita yg masih bisa tinggal disebuah rumah tanpa terusik.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...