By: Ain Saga
Kidung malam nan sunyi
seperti nyanyian gunung
disaat senja merebak
permadani alam telah terselimut kabut
gelap kurasakan jalan
yang kudaki
namun tetap kusatukan niat hati
kutasbihkan asma illahi
dalam sepi
dalam gemerisik suara unggas malam
dingin mencekam hati
nafas nafas bergetar menekuri
betapa agung ciptaan yang Maha Suci
andai malam tiada pernah berganti siang
tentu kehidupan takkan pernah
berjalan lapang
warna warni aneka bunga
tiada dapat kusentuh mata
andai siang berjalan selamanya
kemana tempat teduh yang akan
tenangkan lubukmu dari penat perjalanan
kita semua selalu senyum dan
tertawa
kita bisa merasa..
Melihat dan mendengar seksama
namun..perjalanan ini kadang
tak tebetik keinsyafan
syukur dan tawadhu sering kali
kita abaikan..
Kalau bukan sekarang kapan lagi?
Waktu bukanlah milik kita
mari lestarikan syukur dan kasih sayang
pada semua bulir bulir kehidupan..
Disetiap siang dan malam menyapa.
Sebelum alam mengakhiri sentuhannya dalam hati dan
pikiran kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar