Senin, 20 Juni 2011

Menyambut Hadirnya Harapan Baru

Ketika langit menanggalkan tabir malam
Dan mempersilahkan biru bersemayam
Tak terhingga pinta yang coba di tanam
Percaya bahwa Dia tak pernah hanya diam


Pagi ini, menggelar doa dipelataran jiwa
Menghalau lembut terpaan topan kecewa
Meski tak sepenuhnya tilas luka terbawa
Serpihan getirnya masih terasa dalam hawa


Benahi gubuk kecil yang porak-poranda
Setelah lama menanti desir pilu mereda
Menata perniknya dengan pola berbeda
Didalamnya hati akan tinggal sebagai bida


Mungkin aku telah banyak kehilangan
Satu per satu mimpi menuju kehancuran
Berkali keliru menyematkan kepercayaan
Dikembalikan dalam bungkusan kebohongan


Sekali berkunjung, kepalsuan berjubah badai
Luluh lantak yang ada sebelum riuhnya usai
Saat itu, inggalkan begitu saja kepingnya terkulai
Menolak tangan lain yang mengulur membelai


Memilih kesendirian jadi pendamping setia
Yang tak kan tumpahkan duka dengan sia-sia
Biar tak lagi airmata jadi pembasuh jenjang usia
Tiada pernah menyakini kecuali hanya pada Dia


Akhirnya kini pahami yang hilang itu bukan cinta
Sebab tiada bahagia dalam kebersamaan tercipta
Sadari yang pernah direguk tak lebih dari tetes derita
Teramu sempurna dengan sejuta macam buih dusta


Tak pantas lagi terus melemah sembari meratapi
Karena telah tiba waktu bagi gelap untuk menepi
Menyambut hadirnya harapan baru tanpa kata tetapi
Agar makna perjalanan hidup sepenuhnya terlengkapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...