Sekian lama kering hati tak tersentuh hujan
Membiarkan tanahnya pecah tanpa basahan
Berulang kali meniup awan yang bawa tetesan
Mencoba beri kembali untukku satu perubahan
Terkadang memang sulit menyangkal kerinduan
Setelah jutaan dimensi terlewati tanpa kesejukan
Lalu panas mendera seolah melucuti kesabaran
Perlahan memicu hadirnya alasan bagi pertikaian
Hingga tak mudah bagiku memberi kepercayaan
Pada mendung yang menawarkan keteduhan
Sembari meyimpan titik air pereda kegersangan
Sebab yang pernah menetes dulu adalah kepedihan
Dengan pedih itu hujan menjalin keterikatan
Bersenyawa tak terpisah basahi hati dipermukaan
Tak kunjung berhenti sekalipun aku kesakitan
Tak jua disudahi meski tenggelam dalam rintihan
Kini, dengan nama cinta irama sang bayu dihembuskan
Lebih dari satu lagu dimainkan untuk jiwa bergantian
Melantunkan bermacam alunan tentang masa depan
Bersama aliran hujan yang hanya sarat akan kebahagiaan
Maka buatlah aku mengerti tentang tulusnya tujuan
Yang sungguh teramat jauh dari kepura-puraan
Agar dapat ku tuntun nurani menggenggam pilihan
Atas kebenaran rasa yang terus menggores nyata senyuman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar