Jumat, 29 Juli 2011

Jangan Tawarkan Padaku Belas Kasihan

sampaikanlah pada awan
tak perlu terus jadi kawan
panas mentari sanggup kulawan
sebab hati ini tidaklah rawan

teriknya lambatkan pergantian
bolehkan saja tak keberatan
karna peluhku ini bukan halangan
telah terbiasa menentang rintangan

tanyalah apa yang ku jinjing di tangan
bukan suatu yang harus disembunyikan
ini hanya segenggam benih impian
ingin kutanam jauh dari kegersangan

namun jangan ada dalam sorotan
sebentuk bias atas belas kasihan
bahkan jika raga terkulai kelelahan
atau tercekat haus di keromgkongan

bila mega teduh itu tak kuinginkan
bagaimana belasmu kau tawarkan
aku telah miliki seluruh kekuatan
tersimpan hingga ujung penghabisan

bukan hendak tumbuhkan keangkuhan
hanya tegakkan segenap jiwa di kesadaran
bahwa kepada-Nya saja harapkan pertolongan
di genggaman Pemilik Segala Keagungan

bukan pula meniadakan arti persaudaraan
tetapi mestinya mengerti makna perjuangan
lebih manis jika yang ditabur itu ialah dukungan
tak perlu menyiratkan iba dalam bingkisan

senyummu saja cukup bagiku, wahai teman
sesekali tepuk bahu ini bila lemahku terjabarkan
tak mengapa terus iringi langkah dalam kebersamaan
tetapi biarkan diatas kedua kaki ini tumpuan kuletakkan

letih ini mampu kusembunyikan dibatas penundaan
tak usah menabur pilimu atas hidup yang kujalankan
hingga teruntai iba menjadi airmata yang kau teteskan
tersenyum dan lihatlah aku, tegak sampai akhir perjalanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...