Kemarau datang lagi
merenggut semua mimpi
tentang hidup damai
rindang teduh penuh harmoni
kata maaf berlabuh bak nyanyian
syurgawi
berdentaman mengusik sisi hati
yang dulu kerap tergadai luka
diantara pekik tawa dan wangi bunga
namun kini semua cuma jadi balada
senja pun tak mampu menerka
mengapa hujan terhapus panas terik sehari
seakan air bukan lagi kebutuhan
dingin dan sejuk bukan lagi wajah
alam perbukitan
tinggal puing kelam
dihati yang remuk redam
seguris senyuman tergolek parau
koma dibelantara tudingan
apa yang telah kau buat ain
dengan dua tanganmu?
Tak sedikitpun kau lakukan
semua fatamorgana
semu.
Halusinasi
palsu
tak terperi
lalu dimanakah arti sebuah ketulusan
akan kucari
bila kejujuranku dikebiri waktu
dihempas angin lalu?
Aku bertanya pada malam
tak ada jawaban
aku bertanya awan
hanya diam menghantam
dan saat ku bertanya pada Dia
yang maha Cinta
kutemukan satu jawaban
karena manusia mudah melupakan kebaikan yang pernah
dinikmatinya.
Astagfirullah!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar