Jumat, 22 Juli 2011

LEMBARAN MASA SILAM

Lengkung waktu terurai dalam gores tinta
Eentah berapa banyak telah merangkum kata
Menuliskan sedikit tentang pembuka alur cerita
Bius segala risau hingga tak sempat jadi berita
Antarkan jiwa sampai pada penghujung derita
Rinai tangispun tak beralasan tuk banjiri mata
Apa yang pernah terbagi hanya bahagia semata
Niatkan diri sungguh menyudahi adamya sengketa

Kini yang ku mau hanya menuang tetes senyuman
Ikhlaskan tiap lembar ini terbasuh dari kebencian
Selami lagi kisah lalu sebelum tertutup kepedihan
Andai kala itu cintamu tak pernah lahir dalam ucapan
Hanya tetap terjaga kemurnian wujud persahabatan

Maka tiada perlu kusematkan perih ditengah bait
Antara replika hari-hari kita yang saling terkait
Salah kepadamu jadi untai duri dihati nan melilit
Airmata ini mengalir setelah memberimu rasa sakit

Sahabat, begitulah ingin aku tetap bisa menyebutmu nanti
Ibarat bulan tak hanya berteman satu bintang tuk jadi sejati
Luahkan pendarnya bersama sejuta kerlip berbeda terlewati
Abadi sebagai penerang malam hingga seisi semesta mati
Menutup lembaran masa silam tanpa ada rasa terkhianati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...