Minggu, 07 Agustus 2011

Bius Ramadhan dihati kacaku

Tak mudah menggapai awan
yang berarak mengantarku pulang
perjalanan masihlah panjang
hembusan angin
tak selalu iringi kepedihan

fajar Ramadhan
biusnya berdetak hangat disanubari
memberi nyala sinar di dunia mimpiku
yang temaram
melenakanku pada peradaban
akhir abadi

siapakah yang tak tersenyum
pada udara cinta yang kau beri?
Semua insan berebut keberkahan
berebut menghibakan

semestapun menundukkan kepala
menyambut hadirmu dicakrawala

bius Ramadhan
tak lelah melapangkan cahaya
perjalanan
membasuh noda hitam yang semakin tak bisa terbedakan.
Antara nafsu dan logika
teramat samar dan datar

Kini pintu taqwaNya
terasa tak jauh dari genggaman.
Menuntunku ke jalan kebenaran

Alhamdulillah ya Robb
Ramadhanmu sempurnakan asaku
yang redup dibisingnya kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...