Sabtu, 13 Agustus 2011

Ciuman kabut

Jalan ini kelam
tak ada matahari
tak ada lentera menerangi
ia nisbi merasuk hati
hati merah yang baru semalam
menghirup debu jalan
sesak di paruku
sesak di aliran pikiranku

semua menari irama gelisah
bagai sampah yang semburkan biak busuk

aku tetap melangkah tenang
meski cahaya berkabut
dan ciumannya berkeping di nadi ini

sudah nasib
takdir hitam putih
pahit manis
kucoba nikmati saja

cuma sebentar kita singgah
di gerbang dunia.

Untuk apa bersikap sia sia?

Jakarta,130811
AIN SAGA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...