Kekosongan hati belum tiba pada saatnya
Untuk dapat terisi hanya dengan cahaya-Nya
Hampir seperti putik yang senantiasa bertanya
Kapan kumbang bawakan serbuk yang dinantinya
Menunggu dalam riuh yang ada diantara dua ruang
Namun, kanan atau kiri kepala menoleh tak jarang
Hanya akan terekam sudut-sudut berjajar lengang
Kemudian abadilah dalam pikir satu sketsa remang
Sepi terhampar ditengah-tengah gelak tawa mereka
Seperti biasa sekedar semu yang metatap didepan muka
Sesungguhnya segenap diri ingin terbebas dari murka
Diturunkan oleh-Nya bila hanya mengejar apa yang disuka
Namun, acap kali raga juga batin tak kuasa membendung
Membiarkan dengan nafsu, segala ketaatan tergulung
Berlama-lama dalam sebuah sungai dimana dosa dilarung
Tak coba keluar meski balasan-Nya menanti hingga ujung
Wahai Engkau yang miliki genggaman atas semua kehidupan
Ulurkan kasih-Mu pada jiwa yang telah terhanyut kebodohan
Berhenti dari pesta fana, tak lagi abaikan segala bentuk tuntunan
Segera menarik diri dalam gelimang fatamorgananya kesenangan
Kamis, 11 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar