Sabtu, 13 Agustus 2011

Sekuntum luka

Bisikan angin berhembus dingin
sedingin hatiku saat ini
kelabu yang tak pernah bisa
jadi putih
kuterbakar cemburu

adakah rasa ini kan kubawa
hingga ajal menjemput sukma
atau kulepaskan genggaman
dijurang luka

bahkan gemintang pun tahu
betapa aku sangat mengasihimu
darahku
sukmaku
telah bertaut di dalam darahmu
namun mengapa
kau biarkan ombak badai
merobohkan istana hati nan suci
kau biarkan hatiku tersayat dalam gamang

seroja
betapa cinta telah mengubah luka
menjadi secawan bianglala
indah dan syahdu
seperti sepasang merpati memuja cinta

namun kini semua tinggal kenangan
sejak kutahu kau bermain api
dengan sahabat sejatiku

hidupku terasa bara
hatiku bergayut patah dan terserak
diam menanti jalan pulang

karena dunia terlalu banyak meludahiku dengan cairan luka
ku memilih mati saja.
Agar bayangmu tak lagi menganggu hidupku
meski lembut ciumanmu
pernah berkata cinta
cinta yang penuh bunga dusta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...