Sabtu, 17 September 2011

Berhentilah Menyalahkan Nasib

Untuk kesekian kalinya, setiap kali aku bicara tentang pentingnya memiliki impian yang bahkan lebih tinggi dari langit, orang selalu menjawab, "mudah bagimu mengatakan itu, kamu anak tunggal, apapun akan dituruti. Sedang aku harus rela membagi impianku dengan saudara2ku." Atau mungkin "ya jelas kamu selalu bicara tentang impian yg setinggi itu karena kamu lahir dikeluarga yg berada, serba kecukupan dan tak pernah susah, jadi mudah saja menggapai apa yang kamu mau. Sedang aku hanya seorang yang lahir dari keluarga pas2an yang hanya untuk makan saja begitu susah".

Entah sudah berapa puluh kali atau bahkan mungkin ratusan kali kudengar kata2 itu keluar dari sekian banyak teman yang coba kusemangati. Tak ada bedanya jawaban teman2 dunia nyata ataupun maya. Semua sama saja, selalu menjawab begitu. Mungkin karna aku lebih dikenal sebagai anak tunggal yang manja, yang selalu dituruti segala keinginanya. Apakah benar begitu menurut kalian? Sejauh apa kalian mengenal hidupku? mungkin hanya sebagian kecil saja yang benar2 mengenalku. Sampai kemarin aku hanya mau banyak bercerita tentang hidupku kepada orang2 tertentu, tapi hari ini, aku ingin setiap orang tau arti sebuah "PERJUANGAN SEJATI", "KEYAKINAN DIRI" dan "SEMANGAT YANG TAK PERNAH MATI".

Lahir dengan kondisi berbeda, itulah aku. Sejak kecil hidupku tak pernah sama dengan orang lain. Tidak mudah menjadi orang yang "berbeda", karna akan selalu jadi pusat perhatian orang lain (lebih parah dari artis mungkin. hehehe..). Tapi aku tak pernah menyesal, karena "BERBEDA JUGA BERARTI ISTIMEWA" Dilihat dengan tatapan aneh sudah menjadi hal yang wajar bagiku. Ada kelainan pada syaraf motorikku yang membuatku sulit untuk bergerak. Tapi orang tuaku tak pernah berhenti berusaha menyembuhkan aku, segala cara dicoba. Mulai dari pijat refleksi, akupuntur, ramu2an, sampai minta doa pada Kyai. bisa dibilang apapun kata orang pasti dicoba. Tapi itu semua tidak sia2. setidaknya aku mulai bisa bergerak. Meski saat yang lain mulai bisa merangkak, aku bahkan masih sulit menggerakkan kepala ku, ketika yang lain belajar berjalan, aku sibuk memaksa diri untuk duduk, dan ketika yang lain sudah mampu berlari kesana kemari, aku belum tau caranya merangkak. Dokter dan semua terapis bilang ini tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dicegah agar tidak semakin kaku.

Sampai usia 7 tahun pun aku masih belum bisa berdiri hingga ibuku harus menggendongku ke sekolah. Seperti kebanyakan anak "ISTIMEWA" lainnya, aku masuk SLB (Sekolah Luar Biasa) YPAC. Tapi hanya sampai kelas 2 SD aku disana. Orang tuaku memutuskan untuk memindahkanku kesekolah umum agar aku mampu berinteraksi dengan lebih baik dengan orang lain. sejak kecil, bapak dan ibu tak pernah membesarkanku sebagai orang yang "berbeda". Mereka selalu menyemangatiku bahwa tak ada yg tak mungkin kalau aku percaya dan mau berusaha. Karna Allah mengabulkan segala doa, hanya tinggal meminta penuh keyakinan maka akan diberi jalan untuk terwujud. Segala macam pengobatan dicoba untuk kesembuhanku. Dan mereka benar, setelah usaha yang begitu keras, aku mulai bisa berdiri, bahkan mulai bisa menggunakan berjalan tongkat.

Singkat cerita, aku terus sekolah dan terus mencari berbagai bentuk pengobatan untuk kakiku. Walaupun sampai saat ini belum bisa sembuh total, hanya sedikit mengurangi kakunya otot dan syarafku. Tapi setidaknya aq sudah lebih baik. Perjalananku untuk bisa terus sekolahpun sama sulitnya dengan berobat. Semua SMA punya seribu satu alasan menolakku. Mulai dari bangku penuh, kasihan padaku karna kelasnya bertingkat sampai mempertanyakan IQ ku. apakah orang sepertiku mampu mengikuti pelajaran dengan baik.

Akhirnya aku diterima disebuah SMA swasta. Tapi itupun tidak mudah untukku. Ada seorang guru yang bahkan tidak mau bicara pada orang tuaku saat pendaftaran. Terlihat sekali bahwa beliau meremehkan aku, tidak percaya bahwa aku mampu mengikuti pelajaran. Bahkan saat beliau mengajar dikelas sama sekali tidak mau melihatku sedikitpun. Permasalahan tidak selesai sampai disitu, karna tiba2 saat masuk SMA lemah jantung yg kumiliki sejak kecil makin parah. Aku jadi sering sakit dan pingsan dikelas saat mendengar suara yang sedikit keras. Sempat itu dianggap mengganggu teman2 sekelas. Tentu saja ada kemungkinan itu teguran halus agar aku mengundurkan diri dari sekolah karna mengganggu proses belajar-mengajar. Tapi aku terus bertahan dan "nekat" sekolah. Alhamdulillah memasuki tahun terakhir SMA lemah jantungku hampir tidak pernah kambuh lagi (sampai saat ini).

Baru saja merasakan lega, masalah lain muncul. Pada bulan2 terakhir masa SMA, keuangan orang tuaku memburuk, bahkan sangat buruk. Kami kehilangan semuanya, tak ada yang tersisa. Untuk makan saja begitu sulit, bahkan sering kami harus cukup makan nasi dengan garam. Sampai saat Ujian Akhir Nasional (UAN) keuangan kami belum membaik. Semua orang berfikir lebih baik aku menganggur saja dirumah setelah lulus kuliah, bakan ada yang bicara sedikit menghina dengan bilang "jadi penjual cabe aja di pasar." atau "menikah saja dengan siapapun yang mau mengurusmu, ga usah pilih2." ada lagi yang bilang "Apa kamu bisa kuliah yang harus naik turun tangga? untuk jalan biasa saja kamu sering jatuh.." Hatiku benar2 sakit. entah berapa banyak airmata yang keluar saat itu. Tapi aku percaya ALLAH TAK PERNAH TIDUR, ALLAH TAU SAKITNYA HATIKU DAN PASTI MENDENGAR DOAKU. Semakin dihina aku semakin berkeinginan untuk kuliah. Orang2 bahkan sebagian dari keluargaku bilang "bagaimana orang tuamu akan menguliahkanmu, ada uang untuk makan saja sudah untung." Tapi lagi2 aku "nekat", aku tetap ingin kuliah. Akhirnya orang tuaku membelikan aku formulir pendaftaran seharga Rp. 150. 000 meskipun itu harus berhutang kesana kemari. Semua orang menganggap aku gila dan tidak mau mengerti kesulitan orang tua.

Aku sudah mendaftar, tapi keuangan orang tuaku tak kunjung membaik. Kami tak tau darimana akan dapat uang untuk bisa membayar biaya masuk dan daftar ulang sekian juta. Aku tetap pada keyakinanku untuk bisa kuliah. Dan sekali lagi ALLAH MENGABULKAN DOAKU. Tepat dihari terakhir daftar ulang, ada orang menelpon bapak, memberitau bapak kalau masih punya utang yang belum dibayar. Bapak pun menemmui orang itu, dan ajaibnya jumlah uang yang dibayarkan orang itu tepat dengan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk daftar ulang. Satu lagi bukti Kekuasaan Allah, segalanya mungkin, hanya butuh keyakinan yang besar terhadap-Nya.

Akupun mulai masuk kuliah. Dan ternyata aku mampu naik turun tangga meskipun harus berusaha keras sampai hampir pingsan dihari pertama, tapi lama kelamaan aku terbiasa juga naik turun tangga walaupun kelasku dilantai 5. Satu keajaiban lagi, keuangan orangtua ku terus membaik, kami mulai bangkit dari keterpurukan beberapa bulan setelah aku kuliah.

Aku kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris karna aku memang ingin jadi guru. Tapi kuliahpun ternyata tidak mulus2 saja. Disalah satu mata kuliah ada dosen yang selalu bilang bahwa pihak kampus kurang selektif (cuma satu dosen itu). Beliau beranggapan bahwa semestinya kampus menyeleksi mahasiswa juga dari fisiknya, karena guru adalah "model" didepan kelas. Kalau gurunya "aneh", muridnya bukan memperhatikan pelajaran tapi malah memperhatikan "keanehan" gurunya. Beliau beranggapan bahwa pihak kampus kecolongan sampai menerima ku. Lagi2 aku cuek dan tetap "nekat" kuliah. Setiap hari ada saja yang memandangku aneh dengan tongkat dikanan kiri ku, tapi aku tetap menikmati hari2ku dikampus. hehehe..

Masalah kembali muncul ketika aku harus PPL (praktek mengajar disekolah2 yang harus dilaksanakan semua mahasiswa kampus keguruan). Beberapa dosen tidak mengijinkanku PPL disekolah umum. Mereka menyarankan aku PPL di SLB/YPAC saja. Aku menolak karna aku masuk kampus keguruan bukan hanya untuk mengajar di SLB. Aku ingin bisa mengajar disekolah2 umum seperti yang lain. Untuk dapat ijinnya, aku harus berulang kali menemui beberapa dosen yang berwenang mengurus PPL saat itu. Tappi tetap saja ditolak. Kata beliau semua "Anak yang normal secara fisik saja banyak yang mengundurkan diri saat PPL karena tidak tahan selalu dipermainkan anak2 SMA tempat mereka praktek, apalagi kamu? Apa kamu siap secara mental kalau anak2 disekolah umum mencemooh atau menghina bahkan meremehkan kamu?" Aku jawab "saya siap sepenuhnya dan saya jamin saya tidak akan mengundurkan diri." Lalu pertanyaan lain muncul, "Bagaimana kamu bisa mengajar dengan kondisi seperti ini? Apa kamu bisa menulis di papan tulis? Apa kamu kuat berdiri didepan kelas?" akupun menjawab "saya bisa mengajar, saya mampu mengatasi kekurrangan saya dengan menyiapkan pengajaran yg berbeda yg sama efektifnya seperti teman2 lain." Jawaban itu ternyata tidak cukup meyakinkan, kemudian beliau semua mengatakan "Ya sudah, begini saja, kamu cari sekolah yang mau menerimamu PPL disana, minta surat keterangan bahwa Kepala Sekolahnya mengijinkan, serahkan kepada kami, baru kami akan memberimu ijin." Aku tak punya pilihan selain maju terus. Aku datangi sebuah sekolah yang tak jau dari rumaku yang dulu. Aku menemui Ibu Kepala Sekolahnya dan alahamdulillah kudapatkan surat ijinnya.

Betapa bersyukurnya aku, setelah perjuangan panjang, bisa juga aku PPL di sekolah umum. Tapi ini bukan akhir dari masalah. Saat pertama menemui guru pamongku (guru bahasa inggris yang bertugas membimbingku), beliau bertanya "Apa anda mampu mengajar? Saya takut anda tidak bisa dan malah jadi terlalu capek nantinya, bagaimana kalau anda tidak usah mengajar cukup melihat cara saya mengajar saja?" Aku jawab "Saya bisa pak. Saya mampu karna saya punya cara sendiri dlm mengajar" setelah perdebatan panjang, guru pamongku pun mengijinkan aku mengajar dan saat itu aku sangat senang karna aku sangat suka mengajar. tidak sulit bagiku karna sejak semester2 sebelumnya aku juga sudah sering memberi les privat pada anak SD, SMP.juga SMA dirumah. Dan hasilnya tidak mengecewakan. Alhamdulillah aku dapat nilai sempurna dari dosen penguji dan guru pamongku.

Akhirnya akupun lulus kuliah dan dapatkan gelar Sarjana. Keuangan orangtua ku alhamdulillah juga terus membaik hingga aku bisa langsung meneruskan kuliah selanjutnya untuk mengejar gelar Master. Sebelumnya aku sempat mencoba melamar jadi guru di beberapa sekolah, tapi jawabannya sama, karna kondisi fisik ku mereka tidak bisa menerimaku. Tapi tak apa, aku tetap bersyukur karna aku masih banyak yang bisa kulakukan yang bisa menghasilkan uang, seperti memberikan les privat pada banyak anak, menerjemahkan teks2 bahasa inggris untuk anak2 kuliahan, bahkan terkadang membantu memperbaiki skripsi.

Siapa yang menyangka bahwa seorang yang pernah hanya mampu makan nasi dan garam, pernah tinggal dirumah kontrakan yang hampir rubuh, bisa menyesaikan kuliah bahkan melanjutkan ke jenjang magister?? Begitu banyak keajaiban dalam hidupku. Tapi aku masih ingin mencari wujud keajaiban2 yang lain. Sampai saat ini banyak orang meragukan dan meremehkanku hanya karna fisikku berbeda. Tapi kelak setelah dapatkan gelar Master atau bahkan gelar Doktor ku, aku akan punya sekolahku sendiri. Tak hanya satu, ingin kubangun banyak sekolah. Kemudian aku juga akan dapatkan kesembuhan kedua kaki ku, karna AKU PERCAYA TAK ADA YANG TAK MUNGKIN BAGI ALLAH. Kita hanya perlu meminta dan meyakini sepenuh hati bahwa ALLAH AKAN MENGABULKAN SETIAP PERMINTAAN" kita. kita hanya perlu "BERMIMPI SETINGGI MUNGKIN DAN BERUSAHA" dan biar "ALLAH YANG MENUNJUKKAN JALAN UNTUK MENCAPAINYA". Jadi berhentilah menyalahkan nasib karna "BAIK ATAU BURUKNYA NASIB TERLETAK DITANGAN KITA SENDIRI". Jauh sebelum ada lagu Bondan and F2B "Hidup Berawal Dari Mimpi", sejak aku masih anak2, orang tuaku selalu berkata "BERMIMPILAH SETINGGI MUNGKIN. KARENA KAMU BISA MELAKUKAN APAPUN YANG KAMU MAU JIKA KAMU PERCAYA PADA DIRI SENDIRI".

Jadi kawan2ku semua, silahkan beranggapan bahwa hidupku lebih beruntung dari kalian. Itu benar. Aku lebih beruntung karena aku memiliki optimisme dan mimpi yang lebih besar dari orang lain. :-)

SEMANGAAAAAAAAAAAAAAAATTTTTTTTT.........!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...