Melewati sederet pepohonan
Seolah dibuai aroma wewangian
Yang membawa pikir beterbangan
Jauh menembus angan-angan
Seperti inilah persahabatan tumbuh
Dimana bibitnya telah mulai disepuh
Saat selaput perkenalan pelan ditabuh
Lalu ditanam ketika hilang sikap acuh
Batangnya kian menjulang tinggi
Seraya mentari dan hujan bersinergi
Pun berhias niat nurani tuk berbagi
Saling melengkapi dalam segala segi
Tiap jengkal semakin kuat mengakar
Bersama teduh senyum menepis gusar
Mematri kehangatan dikala sepi terhampar
Menitikkan harap ditengah hidup nan hambar
Jikalau puncak dahan diterpa badai
Menjatuhkan satu persatu daun lunglai
Ditangkap oleh akar titik air yang berderai
Agar pemilik warna hijau kembali tergerai
Begitu pula lah sahabat melipur lara
Sekalipun purnanya sang hitam mendera
Tak urung bawa selalu nyala lentera
Terangi hati bak eloknya pendar tiara
Rabu, 28 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar