Minggu, 25 September 2011

Sketsa Kelam Kehilangan

Masihkah kau miliki sedikit waktu
Bersamaku menyusuri jalan itu
Meniti kenangan saat hati menyatu
Sebelum semua mengeras dan membatu

Berjuta alasan diungkap tanpa jeda
Gaungkan suara betapa kita sangat berbeda
Kehilangan mengerat sketsa kelam dalam dada
Memberi rasa sakit yang tak kunjung reda

Airmata ini tak sederas anak sungai
Namun duka dijiwa teramat sulit terurai
tak tau seluas apa aroma luka kan tersemai
Lalu sedalam apa pula pemahaman dirimu sampai

Terkurung aku diantara sekat memori
Ditiap dindingnya seperti berhiaskan duri
Hingga tak kan mungkin bagiku tuk berlari
Kecuali merelakan tajamnya mencabik diri

Ketika genggamanmu sepenuhnya terlepas
Bagai terasing dari bumi begitu jauh terhembas
Seolah pasir bertautan dikala kuhirup nafas
Mengental sebab jernihnya udara tak terkemas

Mata hati perlahan dibutakan kesia-siaan
Terus menunggumu kembali setelah perpisahan
Harapkan secuil niat kuatmu menghalau rintangan
Disela-sela cinta yang masih ingin kupertahankan

"Ditulis berdasarkan banyaknya permintaan sahabat tentang puisi bernuansa patah hati.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...