Masihkah kau miliki sedikit waktu
Bersamaku menyusuri jalan itu
Meniti kenangan saat hati menyatu
Sebelum semua mengeras dan membatu
Berjuta alasan diungkap tanpa jeda
Gaungkan suara betapa kita sangat berbeda
Kehilangan mengerat sketsa kelam dalam dada
Memberi rasa sakit yang tak kunjung reda
Airmata ini tak sederas anak sungai
Namun duka dijiwa teramat sulit terurai
tak tau seluas apa aroma luka kan tersemai
Lalu sedalam apa pula pemahaman dirimu sampai
Terkurung aku diantara sekat memori
Ditiap dindingnya seperti berhiaskan duri
Hingga tak kan mungkin bagiku tuk berlari
Kecuali merelakan tajamnya mencabik diri
Ketika genggamanmu sepenuhnya terlepas
Bagai terasing dari bumi begitu jauh terhembas
Seolah pasir bertautan dikala kuhirup nafas
Mengental sebab jernihnya udara tak terkemas
Mata hati perlahan dibutakan kesia-siaan
Terus menunggumu kembali setelah perpisahan
Harapkan secuil niat kuatmu menghalau rintangan
Disela-sela cinta yang masih ingin kupertahankan
"Ditulis berdasarkan banyaknya permintaan sahabat tentang puisi bernuansa patah hati.."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar