Dari kejauhan langit sore meliuk dengan indah
Sarat akan rayu menuntun binar mata menengadah
Sembari mengijinkan ronanya lembut belai wajah
Perlahan memudar pula balut selendang gundah
Dapatkah membingkis warna itu disudut hati
Kemudian menahan jejak-jejak hari berganti
Namun waktu tak pernah diam tuk menanti
Terbentuk alur tempatnya berlalu dengan arti
Tapi saat kegelapan mencapai kesempurnaan
Kembang resah menjuntai keluar dari jambangan
Menggelayuti kaum yang terlunta tanpa naungan
Dan hanya bersanding angin malam sebagai teman
Caci maki laksana kehangatan yang mesti diseduh
Meski sesekali mereguk iba saat merintih mengeluh
Karna letih beralas jalanan serta langit satu peneduh
Tetap diam si lalu lalang membawa nurani tak tersentuh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar