Kembali kutatap rona senja
di tengah macet riuhnya kendaraan
kotaku jakarta
kota sejuta irama kehidupan
peluh yang menyeluruh
getahkan pori kulit muka
membaur getas bersama gulir senja
merangkak mencari gerbang malam
maka tertidurlah semua gelisah
terlelaplah reka cerita
tangisan anak manusia
terdampar di dermaga kota
seperti laron mencari cahaya
mereka berguguran di padang nista
bocah bocah jalanan tanpa suara
tanpa banyak bicara
mengabdi pada cuaca dan kebutuhan cacing dalam perut mungilnya yang lapar luka
wajah pias dalam kelambu senja
kugoreskan penuh rasa kesedihan
bagaikan daun luruh dari atas dahan tinggi
meliuk terbawa bayu senja..
Menyatu dalam pelukan keranda malam..
Tiada yang peduli
ada dan tiadanya
kadang menyulut luka bagi kaum
yang memang terlahir dari sebuah luka pula..
Adakah itu kita?
Bagian dari saudara kita?
Angin senja yang nakal
mengusap keningku terpahamkan.
Hidup tak hanya sekedar senyuman dan rengekan.
Tapi getaran kepekaan..
Dan indahnya berbagi setetes sumber kehidupan.
Jakarta, 051011
Ain Saga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar