Jumat, 07 Oktober 2011

Biarkan berguguran dalam pelukan malam

Kembali kutatap rona senja
di tengah macet riuhnya kendaraan
kotaku jakarta
kota sejuta irama kehidupan

peluh yang menyeluruh
getahkan pori kulit muka
membaur getas bersama gulir senja
merangkak mencari gerbang malam

maka tertidurlah semua gelisah
terlelaplah reka cerita
tangisan anak manusia
terdampar di dermaga kota

seperti laron mencari cahaya
mereka berguguran di padang nista
bocah bocah jalanan tanpa suara
tanpa banyak bicara
mengabdi pada cuaca dan kebutuhan cacing dalam perut mungilnya yang lapar luka

wajah pias dalam kelambu senja
kugoreskan penuh rasa kesedihan
bagaikan daun luruh dari atas dahan tinggi
meliuk terbawa bayu senja..
Menyatu dalam pelukan keranda malam..
Tiada yang peduli
ada dan tiadanya
kadang menyulut luka bagi kaum
yang memang terlahir dari sebuah luka pula..

Adakah itu kita?
Bagian dari saudara kita?

Angin senja yang nakal
mengusap keningku terpahamkan.
Hidup tak hanya sekedar senyuman dan rengekan.
Tapi getaran kepekaan..
Dan indahnya berbagi setetes sumber kehidupan.

Jakarta, 051011
Ain Saga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...