Rabu, 05 Oktober 2011

Padam Sebelum Kemuning

Celah waktu ini perlahan memecah hening
Saat matahari semakin tinggi menyingsing
Tak lagi tersisa tetes embun nan bening
Bersama terik sepenuhnya habis mengering

Riuhnya mendung memang tak terlihat beriring
Hanya dengan setitik awan langit bersanding
Namun, nafas pilu tetap meniup seruling
Menguras tangis hingga benar-benar mengering

Tak tau cepat atau lambat waktu berdenting
Senandung luka dimainkan semakin nyaring
Teriakao perih terdengar begitu sering
Laksana dirajam sembilu disekeliling

Salahkah bila kini hati ingin berpaling
Dari kemelut, hiruk pikuk teramat bising
Jiwaku kini didera perasaan asing
Diarak menuju taman penuh krisan kuning

Ialah bunga yang ditata rapi disamping
Sesosok raga bila tiba untuk berbaring
Dalam keabadian tanpa resah mengerling
Tepat saat kata dianggap tak lagi penting

Seakan padam pijar cinta sebelum kemuning
Menghilang sulutnya rasa dan hancur berkeping
Tak ingin memungut yang terlanjur jadi puing
Biar melangkah pergi tanpa coba bergeming

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...