Minggu, 02 Oktober 2011

Bimbang

Langit biru seolah telah runtuh
Seiring pilar-pilar yang rapuh
Empat mata angin bersikukuh
Mengantar kepingnya yang jatuh

Ke timur berharap bertemu mentari
Agar kembali hangat panjangnya hari
Ke barat berkeras senja yang dicari
Demi indah semburatnya melingkari


Lalu, bagaimana utara dan selatan
Apa yang sanggup tuk ditawarkan
Hanya sekian juta titik kebekuan
Kekuatan atau ketidakberdayaan


Tak mengerti dimana harus memulai
Menata puing reruntuhan berantai
Akankah melekat kuat tanpa gontai
Seperti sebelum segalanya berderai


Pun layaknya jiwa dilanda bimbang
Dalam kemelut luruh bergelimang
Tak dapat kenali arah jalan pulang
Dari naungan-Nya, jauh menghilang


Kelam menjelma menjadi lentera
Suram menuntun langkah dekati lara
Bagai mengeja syair syahdu tertera
Tapi tak lebih dari tembang sengsara


Hidup laksana mati tanpa welas asih
Namun yang sejati hanya Maha Kasih
Mestinya iman terpahat tanpa dalih
Hingga deru uji-Nya perlahan teralih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...