Rabu, 26 Oktober 2011

Cinta, Tanpa Sempat Terungkap

Mendaki puncak tertinggi dari kaki gunung ini sendiri
Sekedar menitipkan tangisku sebelum awan berlari
Menuju hamparan gersang bersama kesunyian mengitari
Telah lama diabaikan karena terlalu terik mentari

Padang panas nan luas itu jelas terbentuk pada sebuah hati
Laksana pijakan penuh retak bagi penggalan kota mati
Derasnya hujan pun kan sia-sia terserap musnah terselimuti
Harapan ialah serpihan yang harus dibayar sebagai upeti

Sejenak menyusun doa-doa kecil merajut sehelai pinta
Agar kembali terbasahi setiap jengkal tempat itu dengan airmata
Bukan kemudian menjadi udara yang menghilang tanpa berkata
Hingga sekali lagi terbukalah pucuk-pucuk asa juga cinta

Namun anginnya lamban pun meniup awan dengan lambat
Kembalilah ia menumpahkan tetes duka teramat sangat
Jauh disana, ada sekilas kesejukan tengah lembut tertambat
Lebih dulu sampai, sebelum bulir rasa kalbuku merapat

Berjuta warna dari mahkota cinta tengah elok bermekaran
Tapi bukan terambil dari benih ketulusan yang kusematkan
Kering jiwamu tersentuh olehnya dengan wujud kebahagiaan
Tanpa sempat terungkap segenap isi benakku terus tersimpan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...