Coba kususun berjajar tujuh buah gelas
Meletakkannya tepat ditepi kanan teras
Nanti, saat airmata langit menetes deras
Menerima kesejukan dari sisa tempias
Satu diantara mereka menyimpan syukur
Yang akan kureguk saat jatuh tersungkur
Mengingat betapa akrabnya ego membaur
Menyanding kepuasan diri bak tolok ukur
Ada pula yang mempersilahkan bulir akal
Tuk diteguk ketika terhadang oleh aral
Agar sekuat diri memperlebar tiap jengkal
Jauhkan langkah menerobos jalan terjal
Tak tertinggal ia yang menahan repih senyum
Penawar getir dari secuil duka yang dikulum
Seketika berubah manis laksana buah ranum
Sebelum lembar kelopak jiwa mulai mengalum
Disampingnya ada yang meyambut kedamaian
Diramu sebagai madu disela pahit kehidupan
Yang tercipta dari butir-butir ketidakpuasan
Sebab sejak mula hanya tercipta ketidakadilan
Kemudian yang lain menyiapkan keikhlasan
Tuk dipintal menjadi benang-benang kelembutan
Dirajut seindah mungkin sebagai helai pakaian
Dikenakan bersama penerimaan akan kekurangan
Lalu yang lain lali gigih menjamu sikap optimis
Tuk diseduh saat mata tak bisa hentikan tangis
Hangatkan raga jika pada dinding beku tertepis
Kuatkan diri mendekap caya mentari berlapis
Dipenghujung, gelas ketujuh terima kebahagiaan
Kan disimpan sebagai puncak segala jamuan
Ketika temukan titik tertinggi sebuah pencapaian
Saat kemilau hari esok menutup alur perjalanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar