Kamis, 27 Oktober 2011

Melodi Memori

Terdengar kembali getar dawai nyanyian hati
melodi yang semerbak menyanjung jantungku, darahku dan juga nadiku

semua yang bernafas tentangmu aku suka
kurindui sampai fajar berhenti lelap dan memerahkan alam dengan jingga mentarinya

ataukah aku yang terlalu terbata
membaca warna di singgasana jiwa?

Atau kuncup yang dulu bertunas
lalu sekarang mekar dewasa
tak bisa lagi ku simpan dalam aksara?

Entah beribu kali rinai hujanku mencoba membasuhnya.
Membuangnya diam diam
agar tiada tersisa di seroja kata

biar ia tersaput kabut dini hari yang bertaburan bak kejora
saat angin dingin menerpa alam

aku tak ingat kapan segalanya
jadi selaksa getar
jadi pekikan tertahan seperti
ikan kecil kehausan
dan aku memberinya embun pagi ke mulutnya yang mungil

ia tampak gembira
melihat bintang cinta
dalam senyum yang tak lagi berdarah karena musim memucatkan lekuknya.

Aku diam dalam seribu kata
namun dadaku terguyur doa doa semesta
dari semua yang kumaknai cinta
mereka memeluk aku penuh percaya
bahwa suatu hari nanti
ku akan kembali membidik sempurna
rasa penuh keindahan
dari sesosok insan
yang tercinta.
Terukir permata dalam lubuk
tak bernama.

Siapakah dia?
hanya Dia yang maha segala.
Tahu dan faham jawabnya.

Aku hanya sebutir debu getir di
nuansa takdirNya.

Aku lemah dalam pinta.

Jakarta, 271011
Ain Saga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...