Jumat, 14 Oktober 2011

PENA HATI AIN SAGA (7-13 oKTOBER 2011)

Dinding Rahasia

Langit menuju rembang petang
selalu saja mampu menawan perasaan
sepertinya warna terangnya berkibar erat
dalam jiwaku yang tengah tersedu
gerangan apa yang berkecamuk dalam dada
gulir rasa yang hinggap tiba tiba
terasa beku di mata sederhanaku

aku bukanlah terlalu banyak meminta
tiap tiap penat itu melanda
tersungkur segala luka
dan mengoyak cinta diantara dinding rahasia
hatiku selalu menyimpannya
putih
seperti salju yang beku
aku bahasakan ini dengan bijak bersahaja
karena terlalu banyak ku meminum luka
yang getirnya memahat separoh
kecewa..
Impian yang luruh di saat ku yakin kau memang pernah ada.
Dan benar ada.

Tak sekedar bayang semu fatamorgana..

Jakarta, 071011
AIN SAGA
========================
Cukup Dia Saja

Dalam samudera kesyukuranku
mataku membasah
dan ranum doaku melayang
menggetarkan seribu sayap malaikat

bilakah mendung akan menjadi
percikan senyum
bilakah langit segera mengusung
tawa

bukankah banyak cinta terkecup mesra
diantara tapak jalan temaram
aku pun menepikan sakitnya
menghisap luka

bara merah yang menghantui
kenangan usang
diantara cinta..rindu..dan kasih sayang

ku tak punya apa apa lagi
bahkan sekedar helaan nafas
kau pun memilikinya.

Aku terhamba dalam rinai waktuNya
menggelepar di genggam sedih rapuh
tak terkira meraja

tertatih kupeluk asmaNya
kuyup basahi lara
tak ingin beranjak meski sedepa
kurindu peluk cintaNya
dari semua yang mengulurkan cinta

aku hanya ingin bahagia
dalam asuhan CintaNya.
Tak sekedar kata dunia.
Dunia tempat ketukan tipu daya

Jakarta, 071011
Ain SAga
====================
Senja nan Muram


Tak bisa lagi kulukis senyuman
saat senja menyapa netra
masih terasa sakit sayapku terluka
robek oleh rangkai kata kata
entah dengan cara apa
kusulap sedih jadi bianglala
kusihir mawar berduri
jadi edelweis sang pujangga

kuterlalu percaya pada alam tinta
jika kemudian panahnya membunuh rasa jingga
hanya sebait kata dahaga
akhiri getar warna
kala kiatmu merdukan suara
penuhkan cawan cita cita
meski semua semu belaka
tetaplah aku jatuh dan setengah amnesia

tak kukenali lagi cintamu
rindumu pun lama tak kusapa
kini bejana telah terhimpun
lembar kenangan
yang mengetuk nafasku diam diam
lalu menawarkan seteguk madunya

apa mau dikata
aku terlanjur tak peduli
kecuali semua kasih yang pernah
mendoakan kebahagiaanku
bukan sekedar dengusan kata cinta bernafsu
atau memahat luka tanpa malu
sedang aku hanya ilalang yang hilang
terpanah mati dilekuk ciuman
bintang
entah kapan aku bisa menjadi awan
yang bebas bergerak
kemana pun sang bayu membawanya terbang

atau kah memang sudah suratan
harus selalu bersahabat dengan gelombang?
Atau mengayuh sampan kenyataan?
di lautan getir tanpa rasa belas kasihan
selain Allah yang Maha Penyayang.

Jakarta, 071011
Ain SAga
==============
Cahaya Magrib

Geletar suara adzan
seakan menukar senyuman
seraya melambaikan tangan
seperti rindu bercengkrama
bersama degup kekhusyuan

melantunkan keikhlasan
pelepas kewajiban
kehangatan dan bahasa indahnya
dalam tauhid cinta

aku pun mabuk memenuhinya
aku hedonis di alunan dzikirNya
aku tertatih isakkan rasa
hakikat hamba menuju taqwaNya
meski baru sebesar jagung
ku menimba ilmu semestaNya..
Tak mengapa..
Aku bahagia bersimpuh sapa
di mihrabNya yang teduh
Mengulum lekuk indahnya do'a.

Jakarta, 071011
Ain SaGa
===================
Secangkir kopiku Hangatkan Pagi

Tak sampai hitungan ke tiga
kutuangkan air panas mendidih
ke dalam cangkir kopiku
asap pun berhamburan ke udara
menghembuskan wangi kopi tiada tara

perlahan kuaduk dengan gerakan tangan penuh cinta
seakan memahat bianglala
aku terhipnotik aromanya
menggelitik rasanya
sruuppp...seteguk mengalir ke dalam tenggorokkanku

kubiarkan berlalu.beku.
Kureguk kedua kali dan ku baca koran pagi
ada bayangan mu lagi
padahal semalaman ia menemani
mimpi? Mengapa harus ada pula di sini
saat kureguk nikmat kopi
kopiku yang berarti dan hangatkan
dinginnya pagi.
Seperti saat ini.

Jakarta, 081011
Ain SAga
========================
PETIR CINTA


Hujan turun laksana badai
hatiku gemuruh menahan dingin
meraja
mengenang pertikaian itu
saat cinta terhujani aneka cemburu

lugas katamu hanguskan bara hatiku
lekat sabdamu hantarkan api di jemariku
tak lah ada kata indah dulu
tak guna kau kembali merayu rindu

inikah semua getir yang tampias
ke lubukku yang merindu
mengapa mudah kau dawamkan
api cemburu
sedang aku menunggu dalam diam bersemu dadu

sampai hujan datang mengurung kesabaran
dan petir menyambar nyambar kesetiaan

aku rapuh tercekam bimbang
petir cintamu padamkan rasa kasih sayang
yang pernah ada antar hati kita

aku kecewa dan hatiku merana dalam gulana.
Petir cinta hanyutkan semua rasa.

Jakarta, 081011
Ain Saga
====================
Yang menyebalkan yang tersayang

Biar saja kuhabiskan tangisanku
di pagi buta kuyup dan penuh beku
kabut memagari keindahan alamku
membuatnya kuncup layu

masih samar kurasakan aksi tawamu
tawa kebencian yang kau display
dalam flasdisk hatiku

sumbang kurasakan kidung sepimu
karena kau begitu menyebalkan
membutakan
memahatkan satu titis emosi
tak tertahankan

salahkah aku dengan adaku
kau melihat namun mencibiri senyumanku
salahkah aku menyayangimu
selimuti hatimu dengan hiasan harum mawar merah jambu
untukmu sahabat
percayalah..
Ku takkan mengambih alih
semua suksesmu..
Jadi tatap aku dengan rindumu
bukan permusuhan dibelitan kalbu

karena sudah terlalu sering kudapai itu.
Ku tak ingin kau pun memakaikan jubah itu ke ragaku.
Aku sahabatmu
bukan musuh yang akan habisi persediaan amunisimu.

Moga kau mengerti..melati

Jakarta, 081011
Ain Saga
==========================
Telephathy Cinta

Bayangmu selalu saja hadir
dalam hujan dan gelombang
namamu melintasi berjam jam
saat sendiriku
seakan kau tahu yang kutahu
kau rasa yang kurasa
kau bagai satu dalam dua raga
antara hatimu dan hatiku
terucap setia dan sewarna
seperti benang benang telephathy cinta
mengikat rasa jadi harmoni merah muda
jadi bingkai cinta yang abadi
dalam memori hati
selamanya jadi satu

Jakarta, 081011
Ain Saga
======================
Kenangan biru

Masih lekat kuterbayang
pernah kita tertawa saling menyayang
katamu aku cerewet
dan kenapa kau pendiam

kau minta padaku carikan
seorang kekasih
yang manja,lucu dan manis
kembali kulebur tawaku diantara
gelombang suaramu

tak apa aku pilihkan yang terbaik untukmu
namun kau malah meragu
kau bilang tak mau dengan itu
dan mulai menebak rasaku

aku kembali tertawa
dan kau mengaminkannya

terkadang kau sangat baik padaku
kadang kau buatku menangis pilu
kadang pun namamu melayang di
udara rinduku
dan aku tak mau jauh darimu

lamat laun kaupun berlalu
seiring isakkan pilu
andai kan hari ini ku tetap bersamamu
itu karena hatiku yang mengenangmu

tak pernah mengerti jalan pikiranmu
kau tersenyum tapi melukaiku
kau tertawa
dan buatku menangis
kini semua hanya jadi bagian kenangan
yang kerap harubirukan kenyataan
entah di bumi mana kan bisa
ku temukan

ataukah kau telah larut dalam
bayang kenangan
tak terhentikan
oleh putaran waktu dan keadaan.
Kau melabuh dalam biru ingatan.


Jakarta, 091011
Ain SaGa
===================
Ku ingat Kamu

Mendung yang selimuti awan
seakan berlari bersama hembusan bayu nakal
bercengkrama menatap gelombang
di samudera alam nan indah megah

semalam aku bermimpi bayangmu
tanpa mendung dan hujan
kau tersenyum meraih jemariku
seakan tak pernah ingin kau lepaskan

aku benci ini
karena kau telah lukai hati
dan pergi tanpa permisi
seolah kau inginkan aku gelisah
dalam resah pilu
mengadu histeria bersama hujan
luruh hingga pagi datang

Jakarta, 091011
===================
Hari cerah

Tak bisa kupercaya
pagi ini begitu buatku bahagia
kuhirup nafas pagi dengan semangat empat lima
kumandi dan tak lupa bersihkan diri
aku pun telah siap dan percaya diri

kususun lagi langkah langkah perjuangan
kulapisi hati dengan rasa cinta dan kasih sayang.

Aku merasa tertantang
sanggupkah kini ku mulai
debut trengginas di dalam diri
agar semua mimpiku
terwujud penuh harmoni

mungkin takkan semudah
tergumamkan
tak seindah senja yang datang
saat kelam datang
namun kita harus terus berjuang
sampai titik darah penghabisan

Jakarta, 101011
Ain Saga
====================
Kau dan Mimpiku

Biar saja aku terus mendoakanmu
berharap dalam bahagiamu
ada arti kehadiranku

tanpa ragu
kan kukecup waktu bersamamu
kan kubasahi rindu
dengan semboyan setiaku

biar saja kau pergi dan menghilang
bagai bayangan
suatu hari nanti kau akan kembali
bersandar di bahu cintamu
dan kau akan berkata:
terima kasih cinta kau telah ada untukku..

Saat itu mungkin..
Airmataku akan berubah jadi mawar merah jambu
di putik hati putihku


Jakarta, 101011
Ain Saga
====================
Saat ku membelah malam


Tak kupedulikan raut bimbang di wajah kekanakkanku
tak kuhirau angin senja yang mendayu lebih keras dari sentuhan rindumu
aku membelah malam dengan
sedikit arogan biru membeku
seperti engkau yang pecahkan keping rindu
jadi serbuk debu di hatiku

kusimpan hangat senyuman
kulagukan kidung jual mahal
kubasuh seluruh harmoni lara
ke dalam jiwa meluka
dan kutepiskan nama kelembutanmu
diantara dinding bisu
namun menyimpan tangisku

kulapangkan jarak meninggalkan
serbuk bayangmu
merangkak pelan dalam lahan
perang..
Perang yang menjual kepercayaan
mengobarkan dendam
rindu tergadai di pucuk malam
melayang merayu waktu
tuk singgah di hati kecilku yang perasa

tapi jejakku keburu berlalu
meninggalkan serpih usang semua
yang menyebut kamu
lelaki dalam hujan mataku.

Jakarta, 121011
AIN SAGA
=======================
Naluri

Sendiri mengarungi sepi
seperti menemani kuncup pagi
hanya embun yang saling bergetaran bermain di pucuk daun
bening mengerjap di mataku
dingin melaburi rasaku
menuai irama keindahan
panorama kehangatan
dari sang Maha Pencipta
membuat mataku berembun juga

kususuri tanah basah terinjak hujan semalam
angin bertiup sedang
tanpa aral dan rintang
aku berjalan menuju harapan
menembus angan dan cita
yang jauh tertinggal
jauh melayang
mendesak kebimbangan

pagi telah melenturkan gores
kesyahduan
di bibir para penghuni bumi
dan melengkapi kebahagiaan
bagi naluriku yang kerap terlukakan
oleh keadaan dan perasaan.

Jakarta, 131011
Ain Saga
====================
Dalam sakitku


Hanya Engkau
yang kubawa bersama rapuhku
asmaMu
indahMu
hangatMu
menyentuh relung kosong jiwaku

kucari nafas cinta
pada desir kalam penuh kesucian
kudapati kasih sayangMu
di mahabbah restuMu
aku terjatuh
dan kau semaikan cinta
aku terluka
kau bawakan dendang kesabaran

entah telah brapa lama
raga ini merasa tak mengenalmu
sampai tasbihku memeluk erat
ridhoMu
bersimpuh ku dalam bingkai takdir dan kuasaMu.
Tanpa merasa sendiri lagi.
Sunyi perciki maghfirahMu
di lembut waktuku

Jakarta, 131011
Ain saga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...