Bunga api memantul warna merah
Memercik bukan dari tersulutnya amarah
Meski terbakar tiang penyangga jiwa lemah
Dan segala daya seolah habis dimamah
Kata hati tak bertahan gumamkan jenuh
Pada segenggam nuansa yang mulai rapuh
Menjadi uap bersama panas sepersepuluh
Dari rasa yang tak lagi riuh bergemuruh
Kepulan asap ini lebih dari sekedar pertanda
Engkau bukan lagi yang terindah dalam dada
Tercegah waktu tak bergulir seperti tertunda
Seiring terpaan bimbang kian kuat melanda
Sempat kupercaya kaulah yang terakhir
Sebagai kata penutup untuk semua syair
Yang jemarinya kurapatkan hingga hari berakhir
Penghabisan bagi ribuan kisah yang terukir
Namun kini hanyalah angan tuk dikenang
Disampingmu tak lagi berhembus nafas tenang
Hampir serupa badai makin garang menerjang
Lepaskan tangan ini agar padamu perih tak terulang
"Ditulis atas permintaan sahabat yang saat ini dilanda kebimbangan"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar