Minggu, 02 Oktober 2011

Segitiga Rindu

Terjatuh aku diantara impian semu
melukis langit
ternyata tak seindah mengucapkan bait syair Gibran

maka jingga matahari pun
memanahku dalam sengatan maya
membiaskan rona yang membiru
seperti cuka dalam luka

tergigit kata yang usang
lidahku kelu tiada perasaan
hanyalah realita
tiga sudut jiwa melambai bianglala
saat aku percaya
indahnya rangkai kalimah setia

hujan meredam rasa
cuaca merdekakan haluan
kita tak bisa sekedar hanya bersandiwara
mereka reka kata
merenda makna sesuka kita
bahkan menatap dan tenggelam dalam rasa

namun berikan sejuknya kamus cinta
di rongga yang polos mustika

karena kita tak pernah tahu
kapan hujan kan segera turun
sedang mendung tiba tiba membakar semua rindu purba
menjadi jarum kristal penuh bara
Tanpa ruh kehidupan.

Jangan tanya padaku
mengapa semua terjadi.
Kuterperangkap sepi
diantara segitiga merindu.
Temukan satu janji
yang hilang tersaput awan waktu.
Yang kemudian membadik rasa hatiku
dalam luka nan lara
Sempurnalah segala deru debu.
Serpihan merah jambu
yang mengabdi lama
dalam puisi puisi cintamu.

Jakarta, 300911
Ain Saga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...