Jumat, 18 November 2011

Muram Hati Dalam Ketam

Membuka segala awal langkah demi langkah
Mendekat mencoba menggapai lingkar tengah
Dimana kelopak merah perlahan mulai merekah
Kemudian disebut sebagai kesejatian yang indah

Ribuan mawar memang sempurna membuka diri
Namun bukan seluruh bagiannya yang kuberi
Hanya potongan kecil dari tajamnya rautan duri
Pastilah melukai telapak kanan begitu pun kiri

Maka lepaskan saja itu, jangan lagi digenggam
Adanya mimik taman ini hanyalah saduran muram
Tiada tempat bagi kedamaian tuk bersemayam
Kian erat lah kepingan hati terikat dalam ketam

Masihkah kau bisikan namanya sebagai cinta
Jika jadikan jiwamu terjebak ruang dan renta
Seperti rerumputan kering yang serta merta
Didekap terik matahari tanpa sepatah kata

Hingga akhirnya enggan terlepas peluk gersang
Tidak, meski hijau sudah demikian kerontang
Teduhkanlah jika kesanggupan kau sandang
Tetapi tiada lain olah wujudnya kecuali gamang

hujan mungkin mampu memang kau buat merintik
Agar tersentuh kalbu oleh rasa sedikit menitik
Tetapi keras dinding di dimensiku ini tak terusik
Tiada ingin terurai segenap warnanya lalui telisik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...