Tiap helai mampu lewati ruang sebebas angin
Seperti itu melepas kekang hati dari dingin
Tanpa terbatas ataupun terbata menjabar ingin
Serimbun daun tak terhitung didahan beringin
Ada kala musim menjadikannya berguguran
Tak mengapa mentari membuatnya kekuningan
Namun layu bukan penutup akhir perjalanan
Sekali lagi, tiada sekat, bebas beterbangan
Andai memang harus diam diatas julur-julur akar
Disitu merelakan sengat musim terus membakar
Merubah layu daun menjadi serpihan bertukar
Sebagai penyubur tingginya batang berdiri tegar
Melalui repih lembut itulah ia kembali menyatu
Meresap dicelah-celah untuk menunggu waktu
Tumbuh menghijau dari pupus satu per satu
Merindang lagi bersama alur masa telah tentu
"sehelai daun yang telah jatuh dan dianggap tidak berguna pun, bisa menjadi penyubur bagi pohon tempatnya tumbuh, atau pohon lain jika diterbangkan angin kemudian ikut tumbuh menjadi daun-daun baru. tak ada satupun yang sia-sia dalam hidup ini."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar