Di Antara Bait
kesendirian
alangkah senangnya kalau ada belahan
di jiwa, di hati, di pikiran
yang tanggap
ketika jatuh, ketika terbenam di keputusasaan
sayup sayup terlihat emas
tapi hanyut tak terlihat lagi
seolah nasib akan bergulung terus seperti ini
di antara bait dan pena
ada keluh dari cipratan cipratan kuali hati
karena kata lisan terlalu lirih untuk di budayakan
bergema di dalam nafas penciptaan
==============================================
Buih Kerinduan
hujan
seperti hari hari sebelumnya
dan berpuluh sajak tentang cipratannya
dan hari yang dingin
yang ingin dibuai pesona kehangatan
waktu seperti berhenti
tiap kali perasaan kosong menggelayut
memaksa diri diam termenung
bersama tiap rintiknya
yang turun dengan lebatnya
menghentikan jalan kelogisan pikiran
membesut buih kerinduan akan mimpi dan harapan
======================================
Warna Warni di Balik Food Court
senangnya setiap hari
setiap kali ku melihat dirimu menyapu dengan begitu giat
padahal umurmu sudah tidak lagi muda
namun karena itu kamu bijaksana
senangnya setiap hari
ketika melihatnya asik mengusung pena untuk tiap pembukuan
tak peduli hari senja atau terlalu malam
dengan sunggingan senyum dan make up yang tipis tipis datar
lampu lampu yang tertata baik
yang membuat mereka merasa nyaman untuk terus berada di sana
tak peduli seberapa besar dunia luar menyimpan beritanya
senangnya setiap hari
ditemani lap pel berpegangan
menguasai setiap jengkal halaman kamar mandi
membasuh kaca dengan penuh semangat
setiap jiwa ingin bermesra dengan pantulan dari dirinya
dan hasrat dunia
===========================
Sedikit Lebih Imut
oh,, kenapa tiba tiba mereka jadi pada tinggi
seakan meminum cairan penambah tinggi
dalam sekejap bulan
menimbulkan gemericik suara kayu
di dalam tiap perjalanan
lucu juga melihatnya
seperti melihat egrang versi sangat mini
yang membuatnya menjadi mungkin sedikit lebih imut
==================================
Mechanical Men
2006
kita semua masih leutik
seperti ulat yang mau jadi kepompong
2011
pengalaman, tempaan, kisah, kesedihan
kebangkitan, permohonan, keputusan dan kebulatan tekad
mengantarkan kita ke berbagai manuver hidup
ibarat f17 yang melintasi selat menumbuk awan awan
kebringsatan, petualangan==============================Online di Pagi Hari
pagi ini adalah momok yang menakutkan
sebegitu menakutkannya untuk belajar di rumah hatiku terkikis ketika aku diam
hanya dunia semu yang mampu mengobati kegelisahanku
tanpa ingat apa apa tentang laju waktu
walau ini perlahan membutakan keramahanku
hanya tuts tuts keyboard,
dan lembaran bernilai yang jumlahnya kian menipis
ditipu penghambaan kemunafikan
================================
Terbius Matahari
cahaya
harapan mengenai pandangan mataku
di sini di tempat ini
bersama sekelumit masalah ringkih yang kian pejam
dorongan yang begitu besar
untuk segera keluar
dari pintu pintu tak berkesudahan
menjumpai keberadaan
melihat awan, dan gerbang yang kian terbuka
yang gemboknya telah terbius matahari
---------------------------------------------
Hilang Galauanku
oh kamar mandi
engkau begitu suci walau sebenarnya tidak
walau terkadang menularkan wangi yang tak begitu menyenangkan
tetapi pagi ini
detik ini
aku melihatmu dari sini
diam menunggu
untuk segera aku mandi
menyiram air nan segar se sekujur tubuhku
hingga semua penat di kepala hilang
melenyap bersama bunyi gejebar dan gejebur
jantungku seolah bergelora kembali
seolah jum'at begitu indah untuk di lukiskan
=============================
Heroik
sosok rendah hati yang selalu
mengawal jalannya kuda kuda perang
bersama sekeping darah dari buruan
yang terpanggang di dalam zirah dan pedang
hati yang curang
berhenti berpukau
============================
Manusia Air
manusia air
hilang dari balik bukit
perlahan lahan muncul dari kedua mata kita
menjelma menjadi nurani yang retak di buai uap
diam menunggu sesosok pejalan kaki yang melewat
membisikkan kata yang teramat jarang untuk diperdengarkan
tentang kota yang dibuat dari air
yang tak pernah sepi dari badai api
api cinta yang timbul dari kejadian kejadian cinta
yang menusuk jantungnya agar segera berkata
melalui jalur telinga
ketika pagi telah tiada
==========================================
Paduan Penggugah Iman
janur kuning yang tergantung
di tiang bambu yang terukir
ketika hari mulai siang
menggema di tempat terkesan
setelah sebelumnya ucap serah terima
yang membuat keringat mengucur tanpa sengaja
perlahan melewati telinga
memberi warna
jauh sebelum itu adalah sebuah puzzle
dari hati yang kian bertanya dan bertanya
di sebuah tempat
lebih dalam dari mata air kata
muara dari dua dunia
membeku memberi arah
melaluinya dengan paduan hati
yang kini tiada sendiri
Mechanical Men
2006
kita semua masih leutik
seperti ulat yang mau jadi kepompong
2011
pengalaman, tempaan, kisah, kesedihan
kebangkitan, permohonan, keputusan dan kebulatan tekad
mengantarkan kita ke berbagai manuver hidup
ibarat f17 yang melintasi selat menumbuk awan awan
kebringsatan, petualangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar