Bayangmu
larut dalam lelapku semalam
saat dingin menjelajah sepi
dan bintang bertabur penuh aksi
malam yang merambat menuju pagi
seperti gelisah
karena ceracaumu
gelombang kemarahanmu
dan rangkaian pijar mengejutkanku
lalu buat apa
aku mengayuh langkah sejauh ini
berlayar sejauh ini
memahat aneka rasa di lazurdi sepi
hanya untuk menanti
kau kembali
dan bawakan senyum bintangmu untukku?
Tapi kini semua telah terlanjur pucat pasi
hampa kurasa denting pagi
tiada nada indah mengalun kembali
karena bayangmu melarung nisbi
buatku ku berkeping
setengah mati.
Kini pagi bertunas baru
kan kujemput mimpi yang lebih
mengerti
bahwa aku hanya manusia biasa
tak layak kau sanjung puji
meski rasa sakit caci maki
masih mengendap di lubuk hati.
Aku akan pergi
dan menepi.
Jakarta, 021211
larut dalam lelapku semalam
saat dingin menjelajah sepi
dan bintang bertabur penuh aksi
malam yang merambat menuju pagi
seperti gelisah
karena ceracaumu
gelombang kemarahanmu
dan rangkaian pijar mengejutkanku
lalu buat apa
aku mengayuh langkah sejauh ini
berlayar sejauh ini
memahat aneka rasa di lazurdi sepi
hanya untuk menanti
kau kembali
dan bawakan senyum bintangmu untukku?
Tapi kini semua telah terlanjur pucat pasi
hampa kurasa denting pagi
tiada nada indah mengalun kembali
karena bayangmu melarung nisbi
buatku ku berkeping
setengah mati.
Kini pagi bertunas baru
kan kujemput mimpi yang lebih
mengerti
bahwa aku hanya manusia biasa
tak layak kau sanjung puji
meski rasa sakit caci maki
masih mengendap di lubuk hati.
Aku akan pergi
dan menepi.
Jakarta, 021211
Tidak ada komentar:
Posting Komentar