Rabu, 14 Desember 2011

Embun Pagi

Rinai hujan semalam
seperti punya cerita
tentang binar manja udara bersahaja
yang nafasnya mekar bagai mawar pujaan para dewa
dan harumnya melukis kuntum senyuman
di hulu pagi bersemi

embun menyelimuti pucuk hijau
dedaunanku
beningnya meluluhkan rindu
pada tanah tempat aku dilahirkan

juga meretaskan segumpal asa
yang melambaikan impian
saat ku mulai bertumbuh dan berkembang
seperti sang putri kencana
di buaian bunda penuh kehangatan
waktu dan musim saling bertukar
kata
mengurai getah perjalanan
yang penuh luka
namun juga anggur romantika
aku pun tiba di jalan penuh cahaya
dari titis embun yang singgah basahi hati kacaku

aku menyentuhnya dengan nada
lamunan jingga
mendekap pelukannya seakan bunga cempaka
yang akan mengajariku cara
menikmati airmata
saat ku terpuruk di sudut jalan
curam dan terjal menganga

aku sampai di pancaran kasihNya
menenun syukur dari dingin beningnya
seakan air taman di telaga tujuh warna
menjadi udara yang setia menemani cintaku
memahat kesetiaan
diatas rindu penuh kelembutan
yang rekahnya menjadi suluh dalam kehidupan bagiku
yang selalu tersipu menatap
takdirku dan mimpi mimpi indah itu.

Jakarta, 131211

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...