Sabtu, 17 Desember 2011

Pedihku Tak Kan Terhibur

Malam ini, pedihku tak kan terhibur
Sekalipun gemintang jatuh melebur
Dihadap lamun pikir yang tertidur
Atau menjadi terang sebagai pelipur

Berjalanlah, berlalu dari putaran waktu
Sebelum kesakitan ini kian menyatu
Sepertinya bulan pun enggan jadi ratu
Membiarkan perca-perca hitam bersekutu


Gelap nuansanya, biar terus kunikmati
Sekelam dimensi dibalik jeruji hati
Percuma pula bila titik cahaya dinanti
Terlalu jauh tuk digapai, sebatas berhenti


Tak selangkahpun maju dari kebekuan
Diam dalam kalut jiwa tak tertahan
Diantara sayup coba samarkan teriakan
Agar meleleh gemanya bersama hujan


Alam pun tak ingin mendengar tangis
Maka mengutus langit jatuhkan gerimis
Sayatan yang membuka isi jiwa teriris
Tak lebih baik dari jengkal tanah terkikis


Dahan harapan begitu dalam ditanam
Agar lamanya masa ia mampu semayam
Namun akarnya tetap mudah dicengkeram
Menjulur keluar mendekati genggam


Tak usahlah menyuguhkan manisnya senyum
Biar pahitnya realita seluruhnya ku kulum
Meski kelak mati segala rasa yang terangkum
Sebab sedihku kali ini tercium begitu harum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...