Surya beranjak turun dari peraduan
Tetapi bukan sehabis tertidur nyaman
Hanya sejenak dibalik selimut awan
Biar insan sesaat dalam peristirahatan
Kidung malam telah usai dilantunkan
Penanda bagi pagi segera menggantikan
Dan tepat saat gelap utuh tersibakkan
Sejengkal dari usia pun harus direlakan
Meniti sedikit makna tentang pendewasaan
Yang mungkin tersamar gumpal kepedihan
Membeda bingkai langit bak pembelajaran
Agar dapat jejaki waktu tanpa penyesalan
Tiada rengkuh asa agar bebas berlarian
Berjajar seiring laju pendar impian
Yang mulai kusulut dari tiap tangisan
Mengukuh harap jadi ujung kepastian
Doa diantar sebagai suguh kesyukuran
Atas cinta Maha Kasih yang tanpa batasan
Namun, tetap tamak ku untai keinginan
Masih saja melayangkan berjuta permintaan
Bukan merasa tak pernah dalam kecukupan
Hanya berangan lebih dari sekedar pencapaian
Lebih nyata dari panjangnya sebuah perenungan
Sebelum memutih mata dari warna kehidupan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar