Minggu, 05 Februari 2012

Sajak-Sajak Cermin Kalbu (Ain Saga)

PULANG
 
Sekedip mataku sayu
lembut kupejam bagaikan mengadu
meraih mimpi di jalan berduri tajam
sungguh tiada kata dapat kugantikan
senyumanku pun beku dilahap
kegamangan
tak ada kawan pulang
kususuri bekunya malam
kulintasi perdu bintang di awan
namun hanya kelelahan
yang tergenggam
yang kubisa katakan
setelah semua terhanyut diam.

Jakarta, 17012
Senyum Tersisa

Hanya lekuk senyum
tersisa darimu
saat dengan angkuh
kau tinggalkan hatiku

tak perlu kau ukir prasasti maaf
di indah rangkai kalimatmu
tak perlu memandang lugu
biru telah selimuti semua serpih kaca hatiku
yang tak bergetar lagi
tak beroksigen lagi

hidupku tetap akan sebening awan pagi
yang menemani sang mentari
meski kau coretkan empedu di hati
aku akan tetap menyapa
semesta dengan harum imaji

tak ingin ku peduli
hidup mati
aku melangkah tanpa menolehkan dahi
persetan semua yang kau singgahi
hanya percik ilusi
di jalan bergetah lagi berduri

biarlah hujan menghapus nanar di nadi.

Jakarta,
pagi indah
180112
Kenangan Yang Ternoda


Semua warna yang pernah kugoreskan di jantungmu
tak pernah sekalipun menjadi kusam
ia hidup merebak dan tumbuh seterang bintang
sehangat pagi menawan

hampir saja bayangmu kembali
lirihkan senyumku
namun luka ini memaksaku pergi
tinggalkan semua mimpi
dan kembali merangkai deburan ombak di hati

cinta hanya untuk cinta
dan kau telah meragukannya
seperti dingin malam yang tertimpa mentari
hangat mewangi
namun urung kuekspresikan
ke dalam lekukan sunyi

jangan
jangan kau nodai kenanganku.
Dengan angkuh kepergianmu.
Dari altar terjagaku.

Karena hati hanya menanti
menunggu satu kecup dan airmata ketulusan
bukan tangis kedustaan
dan kemunafikan.

Jakarta, 190112
Berjalan Dalam Kabut

Berjalan dalam kabut
tak kulihat lagi semua jingga yang
dulu pernah melukis senyumku
tak bisa lagi kukecup sengat rindu
dibawah putik melatiku

semua gelap mengerling luka
mengusik aroma cinta
yang kusimpan setia
diantara cakrawala dan embun pagi merana
karena hujan telah lama meninggalkannya

berjalan di sela kelam
sambil menitis satu asa yang luka
seakan tiada warna
sekedar berkata
ku masih bersama kenangan
yang tersantuk waktu masa lalu.
Meski kini tiada bisa kukenali lagi
keindahannya sejak nafas cinta ini
mati.

Jakarta, dari mata embunku
21 01 12
Rindu Terindah

Kuakui dirimulah yang terindah
sesaat malam membawamu pergi
tinggalkan semua nafas kenangan
yang pernah terpahat dalam getaran lembayung manikam
dan kau namakan ini keajaiban

rindu yang terindah
yang terserak karena tangis waktu
dan luruh di atas jurang berliku
di atas pedihku
diantara semua yang kuyakini
tentang dirimu.

Jakarta, 210112
Pagi Berhujan

Masih segar dalam khayalan
hujan turun basahi semestaku
rintiknya yang berirama rindu
seakan mengajakku memanggil
sebutan namamu

entah mengapa hujan bangunkanku
setelah derainya basahi tanah hati
yang kemarin rekah dalam gelisah
dan berikan genggam gundah

waktu shubuhpun bergayut merdu
kubuka mata menuju tempatku berwudhu
kubasuh parasku sepenuh rindu
meski hujan teduhkan kantukku

aku tetap kuatkan azzamku
mengaliri seluruh persendian
dengan air ketenangan

setitik bening menyentuh lembut mataku
membingkiskan keindahan
ke dalam rahmat kasihNya.

Aku merasa menjadi sesuatu yang
sungguh istimewa
menyemai cinta di shubuh mesra..
Aamiin

Jakarta, 250112
Berdetak

Berdetak waktu turunkan denyut pagi
lambaikan bayang sepi
menepi sejak ufuk merekah hangat
seperti senyuman bidadari
di wajah sang Penari

pagi luapkan bening ke nadi.semburatkan bayang mimpi
melangkah pasti
dalam tetesan embun pagi.
Dan cerita dingin membalut risau hati

Jakarta, 260112
Benang benang luka

Kupijak kaki awan
terasa langit mengguncang
kupijak kaki bumi
tanah dan daun..kering berguguran

kunyalakan lentera di hati
kupagut sepi yang sendiri
kunikmati petaka cinta ini..

Seperti air sungai mengalir
tiada kan terhenti..
Dalam pelukan matahari

biarlah....duri menusuk sanubari

Jakarta, 270112
Catatan D

Terlalu banyak aku menulisi
dinding waktu
hanya untuk melukismu
kucoreti tiap pintu dan bangku
kupualamkan di altar impian

padahal kau hanya sebongkah karang di tepi lautan biru
hitam tinggi menjulang
seolah sang wijaya kusuma
mendongak menantang langit tujuh

aku takjub dalam rasa ingin tahu
kedalamanmu yang menusukkan sembilu
tak lagi alirkan rindu.
Selain butir kristal merah dadu
beku..dan makin berkabut.

kau adalah harga yang kunamakan kebencian
juga harga yang kusebut kekonyolan

seperti juga balada yang mulai tertutup debu
kan kuhujani titian rindu
agar cemerlang adamu tak kunjung usai

terkadang mimpi hanya jadi sebuah mimpi
dan kasih sayangNya
kadang menjadikannya nasehat kenyataan.
Dalam udara pikiran

Jakarta,270112
Musim yang kemuning

Angin berhujan
kembali menyeringai
melintasi hilir waktu tiada jemu
mengaliri basah setiap jejak di
atas sisa luka

embun pun menepi
meski semburatnya mengayun elegi
batang pohon bidara
tersenyum disepoi rindu
kemarau pergi
bersama hembus bayu melerai
kata menanti

sudah tak ada apa pun di sini
hanya bayangan ilusi
menari diantara riak yang kau bingkiskan

agar aku menjadi kuat
dan tak mudah tersentuh luka

meski kumengerti
itu tak bisa dipungkiri
slalu menghantui

Jakarta,27012
Kembara pagi

Semburat pagi
kian terlukis serasi
antara dinding langit yang bening
dan udara sepi
menyatu kuat di desah doaku

biarlah mata menghiba
bibirku berpinta
dalam alunan sunyi
kumendekatiNya
sentuh biru RahmatNya
raih asa jinggaNya
dan bersihkan aroma luka.
.
Kembara pagi..
Semoga surut elegi tak lagi berkuah peluh dan caci maki

kusadari kini!

Jakarta, 300112
Tentang cinta

Satu kata yang mengering
dari lubuk terdalamku

aku sangat mencintaimu
meski pun kau mengelak
dan menjauh..

Aku tahu..
Bukan menepi ataupun berlari
kau hanya terikat janji
janji suci pada sang Maha Suci.

Kini kumengerti
kisah ini hanyalah seloka hati
yang terkubur di dasar kenangan
hanya tergali
saat malam datang
dan hanyutkan mimpi
dalam lelap kerinduan

Jakarta, 300112
Cinta butaku

Dalam gelap
kuingat kamu
dalam sibuk pun
masih sempat terpikir kamu
dalam sepi
kurindu kamu
dalam ragu pun
tersentuh tentangmu

ah..cinta butaku
padamu
seakan jadi benalu
merusak sistem mandiriku
merebut semua atmosfir hariku.

Kau cintabuta
yang kerap butakan naluri.

Jakarta, 310112
Sentuhlah Dia

Rintangan dalam hidup
kadang terlalu benamkan diri
lupakan segala syukur yang mesti tersaji
kemarau ranggaskan hari
pudarkan semerbak mekar bunga melati
lumpuhkan ambisi dari nadi..

Jangan begitu kawan
tetaplah bertahan dalam dingin gelombang
lekaslah kembali ke satu jalan
sentuhlah Dia dengan kemurahanmu
keikhlasanmu
dan syukur abadimu

Allah takkan pernah tidur
diantara rasa sedih dan kemarau dalam jiwamu.
Yakinlah..
di 020212, jakarta city
Rimbun Sepi

Satu guris telah berlalu
bersama laju Sang Waktu
memilin semua rasa di nadi
tak mau lagi kau ada pekikkan tangis

kubur saja kenangan usang
agar darah tak menetes sepi
agar pagi kau dapat membagi
senyum abadi dalam rindu menanti

jakarta, 020212
Kangen

Senyum manismu menggodaku
lewat bayangan pagi yang lembut dan sepi
mengoyak seluruh dinding sanubari
lelapkan rindu di jemari

gelak tawamu hanyutkan kalbu
tanamkan tunas dalam jantung merahku
akan kujaga sepenuh rasa tercurah selalu
agar kau tahu betapa aku mencintaimu

Jak,040212
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...